Selasa, 21 Januari 2014

Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Penggunaan Alat Peraga Kartu Suku Kata Pada Siswa Kelas I SDN 2 Batuah Kecamatan Seranau Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun Pelajaran 2012/2013



BAB I
PENDAHULUAN

1.        Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Hal ini dapat diartikan bahwa Bahasa Indonesia mcrupakan bahasa pengantar di semua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini yang berbentuk Taman Kanak ‑ Kanak, Raudatul Athfal ( RA ) atau bentuk lain yang sederajat sampai dengan Perguruan Tinggi, memiliki peran yang sangat penting juga kehidupan anak sehari-hari dalam keluarga, Bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa ibu. Sehingga peran bahasa Indonesia sangat penting dan dominan. Lahirnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah membawa dampak bagi pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tercermin dengan diangkatnya membaca dan menulis sebagai kemampuan dasar berbahasa yang secara dini dan berkesinambungan menjadi perhatian dan kegiatan di Sekolah Dasar dari Kelas I sampai dengan Kelas III.
Perhatian dan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa dikembangkan menjadi Ketrampilan berbahasa, bukan lagi pengajaran tentang tata bahasa. Keterampilan berbahasa yang dimaksud meliputi mendengar, berbicara, membaca dan menulis yang dijabarkan secara terpadu.
Di atas telah disebutkan bahwa hakekatnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis.
Proses belajar mengajar dilaksanakan melalui komunikasi timbal balik dan tidak semata‑mata merupakan pemberian informasi searah tanpa mengembangkan gagasan, kreatifitas dan nilai serta keterampilan baik secara mandiri maupun dalam suasana kebersamaan. Siswa diaktifkan dalam belajar agar mampu mengembangkan, baik berupa pengetahuan sikap dan nilai maupun keterampilan serta mampu menerapkan Proses Belajar Mengajar yang menganut cara belajar siswa aktif, berorientasi kepada siswa itu sendiri. Hal ini memungkinkan siswa itu berfikir, bersikap dan bertindak kreatif sehingga dikemudian hari mereka dapat menghadapi perubahan – perubahan masyarakat dan memberikan sumbangan bagi pembangunan Bangsa. Sebagai salah satu pedoman pelaksanaan kurikulum, pedoman penggunaan sarana dalam kegiatan dalam kegiatan belajar mengajar memberikan acuan yang menyangkut penggunaan sarana dalam melaksanakan program dan pengembangan kurikulum. Dengan demikian, pedoman ini merupakan bagian tak terpisahkan dari peringkat kurikulum. Pedoman penggunaan sarana dalam kegiatan belajar mengajar ini digunakan  pada jenjang pendidikan dasar tetapi tidak menutup kemungkinan untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan sumber gagasan bagi para pelaksana pembina lapangan karena ini pedoman penggunaan sarana dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah Dasar perlu disempurnakan sesuai dengan penggunaannya pada jenjang Sekolah Dasar.
Dalam proses belajar mengajar yang menjadi masukan utama adalah materi pelajaran, metode, tujuan, sarana belajar mengajar dan penilaian. Dengan demikian sarana yang meliputi buku, alat pelajaran, media ( Pandang / video, dengan radio dan lain‑lain ), perabot sekolah dengan bangunan sekolah ruang belajar, merupakan satu unsur dalam kegiatan belajar mengajar. Ini bertujuan memberi pedoman bagaimana merencanakan penggunaan sarana kegiatan belajar mengajar atau tujuan instruksional dapat tercapai secara optimal. Dari uraian di atas siswa dalam membaca dan menulis permulaan sangat membutuhkan peragaan‑peragaan agar mereka memahami, akan tetapi dalam kenyataannya guru kurang kreatif dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar membaca menulis permulaan di kelas I. Kebanyakan guru kelas I kurang sekali memanfaatkan alat peraga ketika proses pembelajaran. Yang sering kami temukan adalah ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar membaca dan menulis di kelas I guru hanya memberi contoh membaca dan menulis dan siswa menirukan. Sehingga yang terjadi, pada empat bulan pertama masuk sekolah, yang seharusnya siswa secara bertahap harus menguasai 14 huruf dalam membaca dan menulis permulaan sesuai dengan target kurikulum, siswa banyak yang hanya hafal apa yang diucapkan guru dan mengutip apa yang ditulis oleh guru tanpa bisa membaca atau menulis permulaan dalam arti yang sebenarnya.
Begitu pula yang teradi di SDN 2 Batuah Siswa kelas I pada tiga bulan ketiga sesuai dengan hasil evaluasi formatif yang dilaksanakan, dari 28 siswa yang ada, yang sudah bisa membaca dan menulis permulaan hanya 12 siswa.
Berdasarkan kenyataan tersebut diatas tentu saja harus diupayakan peningkatan ‑ peningkatan dan motivasi pada guru untuk menggunakan alat peraga dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sehingga apa yang kita harapkan sesuai dengan tujuan pada kurikulum dapat terwujud.
Dengan demikian peneliti tertarik memilih judul Upaya Peningkatan prestasi belajar membaca melalui kartu suku kata pada siswa kelas I SDN 2 Batuah Kecamatan Seranau Kabupaten Kotim

2.        Rumusan Masalah Penelitian
Permasalahan yang mendasari pada penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar membaca dan menulis siswa kelas I SDN 2 Batuah  Kecamatan Seranau, yang disebabkan oleh kurangnya guru dalam menggunakan alat peraga ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Disamping itu faktor kesiapan belajar siswa ditinjau dari usia siswa yang kebanyakan tidak sesuai dengan dengan data yang sebenarnya juga menjadi kendala dalam proses Pembelajaran.
Atas dasar tersebut kebutuhan yang mendesak yang mampu meningkatkan prestasi belajar membaca dan menulis adalah penggunaan alat peraga. Secara operasional I penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Apakah melalui penggunaan alat peraga kartu kata, prestasi belajar, membaca dan menulis siswa kelas I SDN 2 Batuah  Kecamatan Seranau bisa ditingkatkan ?

3.        Tujuan Penelitian
Berpedoman pada latar belakang di atas maka penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai, yaitu meningkatkan prestasi belajar membaca dan menulis melalui penggunaan alat peraga pada siswa Kelas I SDN 2 Batuah  Kecamatan Seranau


4.        Hipotesis

Menurut Winarno Surachmat yang dimaksud dengan Hipotesis adalah, Sebuah kesimpulan Hipotesis itu belum final " ( 1990 : 68 ) sedangkan menurut Sutrisno Hadi bahwa yang dimaksud dengan Hipotesis, "adalah merupakan dugaan yang mungkin salah atau palsu dan akan diterima juga jika faktor ‑ faktor membenarkan." (1989 : 3 ).
Dari kedua pendapat di atas bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang sebenarnya masih di uji secara empiris. Hipotesis merupakan rangkuman dari penelaan ‑ penelaan kesimpulan teoritis dari perpustakaan.
Adapun hipotesis yang penulis ajukan sebagai berikut, ada hubungan antara penggunaan gambar dan alat peraga lain dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan di kelas I Sekolah Dasar dengan prestasi Bahasa Indonesia, yaitu semakin seringnya guru kelas I SD menggunakan gambar dan peraga lain dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan maka semakin tinggi nilai prestasi Bahasa Indonesia.





5.        Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting sekali bagi Peneliti, Guru, Kepala Sekolah dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa. Manfaat penelitian secara jelas dapat diuraikan sebagai berikut :


1)        Bagi Peneliti

1)        Merupakan karya yang berharga dan sebagai tindak lanjut pengembangan profesi. Sebagai sumbangan bagi peningkatan mutu pendidikan pada umumnya.
2)        Sebagai sumbangan bagi peningkatan mutu pendidikan pada sekolah tempat diadakan penelitian.
3)        Melengkapi sebagai syarat untuk memperoleh angka kredit pengembangan profesi.
2)        Bagi Guru
1)        Sebagai bahan balikan agar mereka dapat mengetahui apakah kemampuan mereka dalam penggunaan media sudah memadahi atau belum.
2)        Sebagai bahan balikan agar mereka dapat mengetahui manfaat penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar.
3)        Sebagai motivasi dalam usaha peningkatan kemampuan dalam penggunaan alat peraga.
3)        Bagi lembaga Sekolah



6.        Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat keterbatasan waktu karena padatnya agenda pendidikan menjeang akhir tahun ajaran, maka ruang lingkup penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas I SDN 2 Batuah  Kecamatan Seranau Kabupaten Kotawaringin Timur pada semester II Tahun Pelajaran 2011 ‑ 2012 yang dilaksanakan selama 5 minggu pada bulan Januari  2012 dan bulan Maret 2012.
7.        Definisi Operasional
1.             Penggunaan
Penggunaan menurut TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:286) bahwa, "Proses, perbuatan, cara mempergunakan sesuatu pemakaian"
Jadi pengertian di atas menjelaskan bahwa penggunaan adalah suatu perbuatan dengan cara mempergunakan suatu alat tersebut.

2.             Alat Peraga
Menurut Sikhabudin dalam buku Media pendidikan (1984.12) dikatakan bahwa, "Alat Peraga adalah suatu benda yang dapat diamati melalui panca indera" sedangkan Menurut TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1990 : 21 ) menyatakan bahwa, " Alat peraga alat bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti oleh anak didik
Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa alat peraga adalah indera untuk mempermudah penyampaian materi pendidikan oleh guru kepada anak didiknya.
3.             Prestasi Hasil Yang Telah Dicapai
Prestasi belajar dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai, "penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru" (1990 : 700 Sedangkan menurut Saiful Anwar (1977 : 16) prestasi dinyatakan bahwa, Prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan Kompetensi Dasar.
Berdasarkan pendapat di atas penulis simpulkan bahwa, prestasi belajar adalah hasil belajar siswa yang telah dicapai setelah mengikuti proses belajar mengajar atau latihan yang berlangsung secara berencana dan bertujuan. Untuk mengetahui prestasi belajar dalam penelitian ini, diambil dari Nilai Formatif siswa pada Semester II.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA


1.        Standar Kompetansi Bahasa Indonesia
Menurut A. Malik Thachir ( 1996 : 4‑5 ) bahwa, " titik berat pengajaran Bahasa Indonesia adalah masing‑masing empat keterampilan dasar berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Oleh sebab itu, maka pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai standar Kompetensi sebagai berikut.

1)              Kebahasaan
Pembelajaran Bahasa Indonesia ditinjau dari sudut pandang kebahasaan memiliki beberapa tujuan menurut A. Malik Thachir (1996 : 2‑4), maka disebutkan sebagai berikut :
1.        Siswa dapat mengucapkan kata Bahasa Indonesia dengan lafal dan baku.
2.        Siswa mampu melafalkan kalimat Bahasa Indonesia dengan intonasi yang wajar dan sesuai dengan konteksnya.
3.        Siswa mengetahui ejaan Bahasa Indonesia yang baku, mengetahui serta dapat menggunakan tanda‑tanda baca dalam Bahasa Indonesia yang tepat.
4.        Siswa mampu membedakan dan menggunakan bentuk dan makna kata‑kata berbagai imbuhan Bahasa Indonesia.
5.        Siswa mampu membedakan dan menggunakan bentuk dan makna kata‑kata umum, kata‑kata khusus, dan kata‑kata istilah.
6.        Siswa dapat memahami makna kelompok kata, ungkapan, peribahasa dan dapat menggunakannya.
7.        Siswa dapat mencari kata‑kata yang sama maknanya (sinonim) yang berlawanan makna (antonym) dan kata‑kata lain dalam variasi makna dan menggunakannya.
8.        Siswa dapat memahami ciri‑ciri kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya dan menggunakannya.
9.        Siswa mampu membedakannya dan menggunakan kalimat tunggal (yang sederhana dan luas ) dengan kalimat‑kalimat majemuk.
10.    Siswa memperluas kalimat tunggal dengan bermacam‑macam keterangan (tempat, waktu, dan sebagainya ).
11.    Siswa mampu memperluas kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk atau menggabungkan kalimat‑kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk.
12.    Siswa dapat memahami bahas pesan atau perasaan yang sama dapat diungkapkan dalam berbagai bentuk atau kalimat dan menggunakannya.

2)             Pemahaman Masalah
  1. Siswa mampu menerima informasi yang memberi tanggapan dengan tepat tentang berbagai hal secara lisan.
  2. Siswa mampu menyerap penggunaan perasaan orang lain secara lisan dan memberi tanggapan secara tepat.
  3. Siswa mampu menyerap pesan, gagasan dan pendapat orang lain dari berbagai sumber
  4. Siswa memperoleh kenikmatan dan manfaat mendengarkan.
  5. Siswa mampu memahami isi bacaan dengan tepat
  6. Siswa mampu mencari sumber, mengumpulkan, dan menyerap informasi.
  7. Siswa mampu menyerap isi dan menggunakan perasaan dalam bacaan dan menanggapi secara tepat.
  8. Siswa memiliki kegemaran membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari ‑ hari.
  9. Siswa memiliki kegemaran membaca / menikmati karya sastra untuk meningkatkan kepribadian, mempertajam kepekaan perasaan dan memperkuat wawasan kehidupannya.
  10. Siswa mampu memberi informasi lisan tentang berbagai hal.
  11. Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat pengalaman, dan pesan secara lisan. Siswa mampu mengungkapkan perasaan secara lisan.
  12. Siswa mampu beinteraksi dan manjalin hubungan dengan orang lain secara lisan.
  13. Siswa memiliki kepuasan dan kesenangan berbicara.
  14. Siswa mampu menuangkan pengalaman dan gagasan secara tertulis
  15. Siswa mampu memiliki kegemaran menulis.
  16. Siswa mampu menggunakan ungkapan‑ungkapan serta sastra yang baik berbicara dan menulis

2.        Pengertian Membaca
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca ( 1990 : 62 ) adalah lihat serta memahami isi dari apa yang tertulis ", sedangkan Pengertian baca menurut Henry Guntur Tarigan (1986 : 7) adalah sebagai berikut, “ Membaca suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata / bahasa tulis. Oleh sebab itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 990 : 63 ) tujuan utama membaca adalah " melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis ". Sedangkan pengertian membaca menurut Henry Guntur Tarigan (1986 : 7) adalah sebagai berikut, " membaca suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata ‑ kata / bahasa tulis. Oleh sebab itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1990 : 63 ) tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi mancakup isi, memahami makna bacaan.
1)             Membaca Permulaan
Henry Guntur Tarigan (1986 : 8) menyebutkan ada beberapa aspek‑aspek membaca, diantaranya : penggunaan bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur linguistik (fonim, kata, frase, kalimat, dan lain‑ lain), pengenalan hubungan pada ejaan dan bunyi, dan kecepatan membaca bertaraf lambat melihat begitu banyak ragam membaca, maka yang penulis teliti adalah membaca permulaan. Membaca permulaan dibagi dua macam, yaitu : Membaca permulaan tanpa buku, dan membaca permulaan dengan buku.

2)             Tujuan Membaca Permulaan
Tujuan membaca permulaan adalah
  1. Dapat melafalkan huruf‑huruf dengan baik.
  2. Dapat melafalkan huruf‑huruf dalam kata ulangan dengan baik.
  3. Dapat menyebutkan makna kata dalam kalimat yang dibacanya (1986: 8)
Pada tahun ‑ tahun pertama, pengajaran SD adalah sat pertama kalinya Bahasa secara resmi diajarkan. Kebanyakan anak memiliki keragaman latar belakang sebelum memasuki Sekolah Dasar. Diantaranya latar bahasa ibu atau lingkungan. Karena adanya keanekaragaman latar belakang seperti itulah guru hendaknya dapat menggunakan alat pelajaran dan mode secara efektif agar keterampilan membaca dapat dicapai. Guru jangan hanya terpaku pada satu atau dua metode saja, tetapi beberapa metode yang dilaksanakan secara bervariasi sehingga dapat menarik perhatian siswa.
Di bawah ini penulis sajikan penggunaan beberapa metode yaitu penggunaan metode SAS dengan penggunaan alat peraga gambar ‑ gambar ataupun kartu huruf kartu kata dan kartu kalimat. Menurut beberapa tokoh pendidikan dan penggabungan Metode dari beberapa tahapan adalah :

Tahap I
Ø  Membaca simbul huruf
Alat yang diperlukan adalah gambar berserta kata di bawahnya, untuk memperkenalkan huruf depannya missal : 

Tahap II
Ø  Bermain persamaan huruf depan dari suatu kata
Ø  Guru menyebutkan seruhannya dan memberi satu kata sebagai contoh. Anak diminta untuk meneruskan
Misal : Sebut kata yang memakai huruf depan S – sapi
             Anak dapat meneruskan dengan susu, sisir, saku, sapu dan seterusnya.
Tahap III
Ø  Memperkenalkan huruf / bermain huruf
Kegiatan memperkenalkan huruf tujuan agar anak konsentrasi pada pengenalan huruf hidup ( a – i – u – e – o ). Dan beberapa huruf mati yang akan sering digunakan dalam kata bahasa Indonesia, ( s, t, k, g, m dst )
Tahap IV
Ø  Memperkenalkan suku kata / bermain suku kata
Kegiatan ini prinsipnya adalah menggabungkan huruf mati dan huruf hidup sehingga menimbulkan yang menjadi awal dari kata atau disebut suku kata.

a
i
u
e
o
S
sa
si
su
se
so
T
ta
ti
tu
te
to
K
ka
ki
ku
ke
ko
G
ga
gi
gu
ge
go
M
ma
mi
mu
me
mo

Tahap V
Ø  Menggabungkan suku kata menjadi kata bermakna
Dari daftar suku kata yang dimiliki anak-anak dapat mencari gabungan suku kata yang bisa menjadi kata yang bermakna, misal dari daftar di atas, anak diminta menyebutkan gabungan suku kata apa saja yang dapat menjadi kata bermakna, misal : susu, suka, satu, satu, teko, toko
 Tahap VI
Ø  Membaca label, untuk benda-benda yang ada di dalam kelas
Guru meminta kepada anak untuk membiasakan membaca label yang ada di kelas, misal : lemari, meja, kursi, jendela, papan. Dst.
Selanjutnya, pada tahap tertentu, keterampilan membaca kemudian dikembangkan terus sampai para siswa mampu membaca dengan lafal dan intonasi serta kelancaran yang diharapkan secara tepat. (1996 : 6)

1)             Menulis Permulaan
Arti menulis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah membuat huruf angka ) dengan pena atau pensil maupun kapur ( Dep Dik Bud, 1990 :968 Arti menulis permulaan adalah membuat huruf dengan pena atau pensil untuk pertama kali mengenal huruf ‑ huruf itu. Menulis permulaan ini merupakan kegiatan pembelajaran di SD      kelas I 
Kegiatan menulis bagi siswa kelas I adalah menulis permulaan yang dilaksanakan secara terpadu. dengan kegiatan membaca sebab kegiatan membaca biasanya diikuti dengan kegiatan menulis, demikian pula sebaliknya. Kegiatan menulis pada tahap ‑ tahap awal adalah, melatih gerakan tangan dengan sikap duduk yang tepat. Gerakan tangan dapat dilemaskan dengan latihan membuat bermacam ‑ macam garis, menebalkan huruf / kata, menyiapkan dan sebagainya.
Sama halnya dengan membaca permulaan, menulis permulaan terutama dalam mengenalkan huruf baru, guru sebaiknya melakukan kegiatan menatap, tutup / buka mata untuk melihat tulisan guru dan kegiatan dekte yang baik dan sering. Bentuk tulisan yang dikembangkan adalah terutama huruf cetak dan huruf sambung ( tegak bersambung).
2)             Tujuan Menulis Permulaan Pada Semester Pertama
Tujuan Menulis Permulaan menurut A. Malik Tachir ( 1996 ) dijelaskan sebagai berikut:
Dapat mengambil sikap duduk / tegak dengan baik
Dapat memegang pensil dengan baik
Dapat meletakkan buku dengan baik.
Dapat mengambil jarak antar mata, dan buku dengan betul.
Dapat menulis tegak bersambung a i, u, e, o, s, t, k, g, m
Dapat menghubungkan huruf tegak bersambung a i, u, e, o, s, t, k, g, m menjadi dalam kalimat.
Contoh penerapannya :
1.    Guru menyediakan huruf a i, u, e, o, s, t, k, g, m dengan huruf cetak dan huruf tegak bersambung yang sudah baku.
2.    Guru menyediakan beberapa gambar.
3.    Contoh huruf cetak yang baku dengan kartu huruf maupun kartu kata.
4.    Guru menyediakan huruf siswa mencontoh menulis huruf yang sudah disediakan oleh guru dengan kartu huruf
5.    Menulis huruf depan suatu kata.
Guru menyebutkan suatu kata kemudian anak dimulai untuk menuliskan huruf depan kata tersebut. Bisa juga guru menunjuk gambar dan anak diminta menuliskan huruf depan dari kata yang sesuai dengan gambar
6.    Menulis kata
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan gambar dengan kata di bawah gambar tersebut, anak diminta menulis kata tersebut :

7.    Meneruskan suku kata menjadi kata disediakan gambar dengan kata di bawahnya yang belum selesai. Anak diminta untuk menyelesaikannya  
 
1.        Konsepsi Alat Peraga
Karel Karsidi ( 1985 : 5 ) berpendapat bahwa, "Seorang Pendidik pengajar harus bisa memilih fasilitas yang sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan" dalam hal ini pemilihan fasilitas ini termasuk di dalamnya adalah pemilihan dan penggunaan alat peraga dalam menunjang prestasi belajar. Mengenai alat peraga apabila mengacu pada pendapat Sikhabudin ( 1984:12 ) dikatakan bahwa, "Alat peraga adalah alat yang dapat memberikan rangsangan kepada alat indra, agar pesan dapat diterima dengan baik."
Dari uraian tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa penyediaan fasilitas penunjang seperti alat peraga akan lebih memungkinkan timbulnya suatu rangsangan kepada siswa untuk mengetahui lebih banyak tentang materi yang disajikan oleh seorang guru, sehingga dengan demikian timbul gairah belajar lebih giat lagi. Agar proses penyampaian pesan atau materi pendidikan dapat berlangsung dengan baik, Hasibuan dan Mujiono berpendapat,
1 . Setiap guru menetapkan, memutuskan tujuan pengajaran akan dicapainya dari saat ke saat
2.  Setiap guru mernilih dan melaksanakan metode mengajar dengan metode yang lain
3.  Setiap guru memiliki keterampilan menghasilkan dan mempergunakan alat ‑ alat Bantu pengajaran untuk mencapai tujuan sebaik ‑ baiknya (1986 : 66 )
Dari pendapat‑pendapat di atas jelaslah kiranya bahwa seorang guru dituntut agar bisa menciptakan keseimbangan antara penyiapan materi yang hendak disajikan. Pemilihan metode lain atau tehnik‑tehnik tertentu yang digunakan untuk memperlancar jalannya proses belajar rnengajar, sehingga siswa lebih terangsang dalam mengikuti pelajaran. Jadi dengan adanya penyediaan fasilitas yang berupa macam‑macam alat peraga serta digunakan secara tepat dan bisa memperjelas materi yang disajikan.

1)                 Pengertian Alat Peraga
Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa bahwa alat peraga adalah, "alat Bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti oleh anak didik (1990 : 21) sedangkan menurut Sikhabudin (1990 : 21) alat peraga pendidikan diartikan, "dapat diamati melalui Panca Indra.
Dari kedua pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa alat peraga adalah suatu yang dapat membantu alat indra untuk mempermudah penyampaian materi pendidikan oleh guru kepada anak didiknya.

2)                 Jenis‑jenis Alat Peraga
Kalau kita bicara soal jenis media pendidikan, tentunya banyak dari para ahli yang masing‑masing mengklasifikasikan atas beberapa macam, dengan dasar pertimbangan tertentu dan ruang lingkup yang tertentu pula. Namun secara lebih terperinci Amir Hamzah (1984 : 29) mengklasifikasikan media sebagai berikut :
1.      Alat - alat Audio
2.      Alat ‑ alat Visual
3.      Alat ‑ alat Audio‑Visual



3)                 Prinsip‑Prinsip Penggunaan Alat Peraga
Tidak cukup bila guru cukup mengetahui nilai, kegunaan dan landasan penggunaan alat peraga. Mereka baru tahu bagaimana cara untuk menggunakannya secara terperinci, melainkan hanya diumumkan prinsip‑prinsip yang berlaku untuk berbagai alat peraga. Menurut Sikhabuden dalam bukunya yang berjudul Pengantar Media Pendidikan, menjelaskan beberapa prinsip alat peraga, diantaranya sebagai berikut :
1)      Tidak ada suatu metode dan alat peraga yang harus dipakai dengan meniadakan yang lain. Jadi misalnya tidak harus dipakai kertas atau pensil untuk belajar menulis dengan meniadakan batu tulis dan anak batu tulis.
2)      Alat peraga tentu cenderung untuk lebih cepat dipakai dalam menyajikan suatu unit pelajaran dari pada unit yang lain. Oleh karena itu kita harus mengenal masing‑masing kemampuan sebelum memilih dan menetapkan suatu alat peraga.
3)      Tidak ada suatu. alat peragapun yang cocok untuk segala macam kegiatan belajar seperti tidak semua penyakit dapat diobati oleh satu obat.
4)      Penggunaan alat peraga yang terlalu. banyak secara sekaligus dapat membingungkan dan tidak memperjelas pelajaran.
5)      Hendaknya senantiasa dilakukan persiapan yang cukup untuk penggunaan alat peraga. Kesalahan yang sering terjadi ialah timbulnya anggapan bahwa dengan menggunakan alat peraga tidak perlu membuat persiapan mengajar terlebih dahulu,
6)      Alat peraga merupakan alat integral dari pelajaran bukan merupakan khiasan sehingga kalau kita ingin mengisi dinding kelas tidak bisa di ambil gambar yang menarik begitu. saja yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran
7)      Murid harus ikut bertanggungjawab apa yang terjadi selama pelajaran
8)      Anak‑anak harus disiapkan dan diperlukan sebagai peserta aktif
9)      Secara umum diusahakan penampilan yang positif dari pada yang negatif.
10)  Hendaknya tidak menggunakan alat peraga hanya sebagai selingan atau hiburan, pengisian waktu, kecuali memang tujuan pengajaran.
11)  Pergunakan kesempatan memakai alat peraga yang dapat ditanggapi untuk melatih perkembangan bahasa, baik lisan maupun tertulis. ( 1984 : 11 )

2.        Konsepsi Prestasi Belajar
1)             Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar secara harfiah terdiri dari dua rangkaian kata yaitu prestasi dan belajar. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Poerwadarminto menjelaskan bahwa, “ Prestasi adalah hasil yang dicapai ” ( 1985 : 108 ) secara lebih jelasnya prestasi adalah hasil atau kemampuan yang telah diperoleh seseorang. Sedangkan yang dimaksud dengan belajar adalah usaha yang dilakukan untuk menambah kemampuan.
Menurut pendapat Sumadi Suryabrata ( 1984 : 253 ) dalam bukunya Psikologi Pendidikan, mengenai prestasi belajar dijelaskan sebagai berikut
1.    Bahwa belajar itu membawa perubahan ( dalam arti behavior changes, actual maupun potensial ).
2.         Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja
Berdasarkan uraian di atas pengertian prestasi belajar adalah hasil belajar mengajar atau latihan. Hasil belajar ini biasanya diukur melalui evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru. Pemberian tes ini biasanya diukur sesuai dengan tingkatannya.

2)             Faktor‑Faktor yang mempengaruhi Belajar.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kemampuan anak dalam menyerap Pelajaran tidaklah sama antara satu dengan lainnya. Itulah sebenarnya masuk diantara hal yang menyebabkan perbedaan hasil belajar anak. Disamping itu prestasi belajar anak tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan sekolah saja akan tetapi lingkungan dimana dia akan tinggal juga turut menentukan hasil pelajaran. Secara global faktor‑faktor yang mempengaruhi siswa menurut Muffibbin Syah ( 1995..132 ), terdiri dari :
1.        Faktor Internal ( faktor dari dalam siswa ) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.
2.        Faktor Eksternal ( faktor dari luar siswa ) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.
3.        Faktor pendekatan belajar ( approach to learning ) yakni jelas upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi‑materi pelajaran.

3)             Jenis‑Jenis Prestasi
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, prestasi belajar menurut Sumadi Suryabrata ( 1983 : 83 ) dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1.        Prestasi belajar yang berupa kemampuan terhadap penguasaan ilmu pengetahuan yang diajarkan
2.        Untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan‑kelemahan yang terdapat pada anak didik maupun pendidikan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
3.        Untuk menentukan langkah‑langkah yang bisa diambil dalam. Menentukan program belajar mengajar yang berikutnya.

















BAB III

METODE PENELITIAN

1.       Prosedur Penelitian
Prosedur  penelitian tindakan adalah serangkaian rencana program yang digunakan untuk mendapatkan hasil akurat, dengan menggunakan berbagai macam metode penelitian. Menurut jenisnya, penelitian yang bertujuan meningkatkan prestasi belajar membaca dan menulis melalui penggunaan alat peraga.
Pelaksanaan penelitian tindakan dilaksanakan dengan alur tahapan (perencanaan, tindakan penelitian, pengumpulan data dan analisa data),yang direncanakan dilaksanakan dalam tiga siklus. Sebagaimana ilustrasi diagram gambar berikut :



Siklus tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan, artinya pelaksanaan kegiatan belajar siklus kedua merupakan keanjutan dan penyempurnaan dari kegiatan belajar siklus pertama. Pada siklus kedua diharapkan ada peningkatan kemampuan siswa dibanding siklus pertama, sehingga tujuan penellitian ini tercapai.
Langkah awal adalah mengidentifikasi permasalahan yang selama ini muncul di sekolah. Dari sejumlah permasalahan yang dialami yaitu penyusunan dan penggunaan media pembelajaran merupakan masalah yang perlu untuk dipecahkan. Fokus permasalahan terletak pada kemampuan membaca permulaan melalui penggunaan media kartu kata.
Sebelum siklus pertama dilaksanakan terlebih dahulu dilaksanakan tes pra tindakan bagi siswa. Hasil tes ini digunakan sebagai bahan observasi awal untuk mengetahui tindakan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca permulaan.
Perencanaan tindakan mencakup (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi dalam tiap siklus.
Berikut  ini disajikan prosedur penelitian tindakan
1)             Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut ;
a.         Membuat skenario pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata
b.        Membuat lembar observasi untuk memantau proses pembelajaran dikelas ketika menggunakan media kartu kata
c.         Membuat alat evaluasi untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam membaca permulaan.
2)             Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai dengan siklus yang dirancang. Dalam pelaksanan tindakan, peneliti melakukan pembelajaran 

mengeja suku kata dan merangkainya menjadi kata dengan menggunakan media kartu kata serta mengadakan tes akhir pada akhir pembelajaran.
1)             Observasi
Observasi dilakukan oleh teman sejawat yang dilakukan pada saat proses pembelajaran. Observasi direncanakan dibagi dalam dua putaran , yaitu putaran 1 dan 2, dimana dalam masing-masing putaran dilaksanakan perlakuan yang sama dengan diakhiri tes formatif akhir masing-masing putaran. Hasil observasi dijadikan bahan pertimbangan untuk menyempurnakan langkah selanjutnya.
Rangkaian observasi yang mengenai hal berikut :
a.       Mengamati seluruh kegiatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi
b.      Fokus pengamatan sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan pengamat.
c.       Pengamat membuat dan menyampaikan hasil pengamatan, untuk dijalan pertimbangan bagi peneliti daam melakukan refleksi.

2)             Refleksi
Refleksi dilakukan untuk melihat kembali kegiatan yang sudah kita lakukan. Peneliti dan guru mendiskusikan hasil kegiatan yang telah dilakukan, kegiatan itu meliputi analisis, sintesis dan penjelasan dan menyimpulkan data dan informasi yang sudah berhasil dikumpulkan untuk dievaluasi.

Evaluasi difokuskan pada efektifitas pembelajaran pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata. Hasil refleksi digunakan untuk merecanakan tindakan pada siklus selanjutnya, bila hasil yang dicapai belum tuntas, maka data yang diperoleh diidentifikasi untuk penyusunan laporan penelitian.
Rangkaian selanjutnya adalah siklus II. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada sikus I, apabila pada siklus ini dari hasil evaluasi diperoleh data kemajuan hasil belajar yang signifikan, maka penelitian berhenti pada siklus ini. Sebaliknya bila belum tercapai hasil yang diinginkan (tuntas) penelitian dilanjutkan ke siklus III.
Kegiatan pada siklus III dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus II. Rangkaian pelaksanaan kegiatan pada siklus III pada dasarnya sama dengan siklus sebelumnya, Pada akhir siklus ini  ditutup dengan refleksi terhadap semua data yang telah didapat dari siklus I, sikus II dan III untuk selanjutnya dianalisis sebagai bahan penyusunan laporan penelitian.

2.                                                                                                  Setting Penelitian 
1)             Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Batuah Kecamatan Seranau Kabupaten Kotawaringin Timur
2)             Subjek Penelitian
Sebagai subjek penelitian adalah siswa SDN 2 Batuah kelas I semester 2 tahun ajaran 2011/2012 . Siswa yang dijadikan subjek penelitian berjumlah 28 orang dengan perincian 16 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.
3)             Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dimulai bulan Februari 2012 hingga bulan Maret 2012

3.                                                                                                  Faktor Yang Diteliti
1)             Faktor siswa
Siswa memiliki perbedaan tingkat semangat serta keuletan dalam belajar, sehingga tingkat pemahaman siswa tidak sama dalam  memahami materi pelajaran. Dengan menggunakan kartu kata diharapkan kemampuan membaca permulaan dapat meningkat. Disamping itu diperhatikan juga keantusiasan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
2)             Faktor Guru
Dalam Penelitian Tindakan ini guru sebagai mediator utama karena itu perlu diperhatikan kemampuan dalam menggunakan media kartu kata tersebut dalam mengajarkan pengenalan suku kata dan kata.  Sejalan dengan itu perlu juga diperhatikan kemampuan guru dalam membimbing siswa dan melakukan penilaian terhadap siswa.
4.                                                                                                  Cara dan Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data Kuantitatif ini berupa angka-angka yang merupakan hasil belajar, angka-angka ini diperoleh dari hasil tes yang dilakukan. Data KualitatiF adalah data yang diperoleh dari hasil proses pembelajaran tentang situasi belajar, data tentang hubungan perencanaan dan pelaksanaan dari rencana pembelajaran dan lembar observasi data serta perubahan yang terjadi dikelas.
5.                                                                                                  Teknik Analisis Data
Penelitian yang dilakukan dapat dinyatakan berhasil kualitatif baik mencapai kualifikasi baik dan data kuantitatif mencapai scor rata-rata 65 sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan disekolah yang dijadikan sebagai objek penelitian.
Kemampuan siswa dalam membaca permulaan menggunakan kualifikasi sebagai berikut :
Sangat tuntas       =  80 – 100
Cukup tuntas        =  65 – 79
Tidak tuntas         =  0 – 64
6.                                                                                                  Indikator Kerja
Keseluruhan data yang terkumpul selanjutnya dipergunakan untuk menilai keberhasilan tindakan sebagai berikut :
1.             Adanya peningkatan kemampuan siswa daam membaca permulaan yang setidaknya mencapai katagori standar KKM yaitu 65
2.             Terjadinya proses pembeajaran yang efektif dan mampu meningkatkan semangat siswa.
3.             Adanya peningkatan kemampuan dan ketrampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran dan mengelola keaktipan siswa dalam proses pembelajaran.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.        Deskripsi Per Siklus
Pada Siklus I, pada kegiatan perencanaan perbaikan pembelajaran masih ada anak melakukan pekerjaan lain saat guru menjelaskan. Hanya ada beberapa anak yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saat melakukan tanya jawab hanya 15 % siswa yang mampu menjawab dengan benar. Dari hasil penilaian nilai rata-rata siswa hanya mencapai 60% dengan rata-rata kelas 5,56.
Tabel. 1

Frekuensi Perolehan Nilai Tertinggi, Nilai Terendah dan Rata-rata Kelas

Kategori Nilai
Siklus I
Siklus II
Keterangan
Nilai
Frekuensi
Nilai
Frekuensi
Tertinggi
8
1
9
1
Menunjukkan Kenaikan Nilai
Terendah
3
1
5
2
Rata-rata
5,65
-
6,85
-

Dari tabel diatas tampak peningkatan skor nilai rata-rata kelas dari hasil evaluasi siklus I sebesar 5,65 menjadi 6,85 pada siklus II dan perolehan nilai tertinggi dan terendah sangat jelas adanya peningkatan hasil belajar.
Sebagai penjelasan lebih rinci dapat dilihat dari grafik dibawah ini:

1.        Pembahasan dari Setiap Siklus
Pada siklus I ternyata metode ceramah dan  dengan penggunaan alat peraga gambar tidak menunjukkan hasil perbaikan yang memuaskan dengan pencapaian nilai rata-rata hanya 5,65 dan persentase keberhasilan 60% sedangkan setelah dilakukan perbaikan pada siklus II dengan mengkombinasikan metode ceramah dan metode permainan diperoleh peningkatan hasil evaluasi yang memuaskan mencapai keberhasilan 72 %
Tabel. 2
Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Kelas I SD Negeri 2 Batuah
Nilai
Siklus I
Siklus II
Keterangan
Frek
(%)
Frek
(%)
< 5
10
35,7
4
14,2
Kurang
6
10
35,7
8
28,6
Cukup
7
5
17,9
8
28,6
Baik
> 8
3
10,7
8
28,6
Sangat Baik
Jumlah
28
100
28
100

Dari data perolehan nilai evaluasi belajar kedua siklus yang tampak seperti pada tabel diatas menunjukkan peningkatan nilai yang menggembirakan dengan hasil sangat baik dari 3 orang siswa (10,7%) yang mencapai nilai > 8 pada siklus I menjadi 8 orang (28,6 %) dari 28 siswa mencapai nilai sangat baik. Dan pada perolehan nilai terendah seperti kita lihat pada tabel.1 dimana nilai terendah dengan skor 3 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 5, digambarkan pada tabel II yang menunjukkan besarnya penurunan frekuensi siswa yang mendapat nilai kurang 10 orang (35,7%) pada siklus I menjadi 4 orang (14,2%).


Tabel. 3
Persentase Perilaku Siswa Kelas I SD Negeri 2 Batuah
Dalam Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Aspek yang di Observasi
Siklus I
Siklus II
Keterangan
Frek
(%)
Frek
(%)
Tidak memperhatikan
7
25
1
3,6
Tidak Aktif
Tidak bisa menjawab
8
28,6
5
17,8
Tidak Aktif
Melakukan kegiatan lain
6
21,4
3
10,7
Tidak Aktif
Menjawab
3
10,7
9
32
Aktif
Bertanya
4
14,8
10
35,7
Aktif

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada siklus I siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran terlihat dari banyaknya siswa yang tidak aktif pada saat proses pembelajaran ditunjukkan dengan persentase siswa yang aktif menjawab hanya 10,7% dan yang mau bertanya 14,8 %.
Pada siklus II menunjukkan keberhasilan dalam penerapan metode ceramah dan bermain dengan menggunakan alat peraga ditunjukkan dengan besarnya persentase siswa yang mau bertanya yaitu 35,7%  dan siswa yang bisa menjawab sebesar 32% dimana hal ini memperlihatkan minat belajar siswa yang semakin membaik meskipun masih ada 17,8% siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan, namun metode ini cukup efektif meningkatkan keaktifan siswa mengikuti proses pembelajaran yang berdampak pada meningkatnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.















BAB V
PENUTUP

1.      Kesimpulan
1.             Untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan di kelas I sekolah dasar dengan melalui media kartu suku kata dapat berhasil. Anak merasa senang tidak dihadapkan pada satu buku pelajaran yang terdiri dari banyak tulisan sehingga menimbulkan kejenuhan. Anak hanya dihadapkan pada beberapa kartu yang pada kelanjutannya bisa dikembangkan sesuai dengan kebahasaan dan pengetahuan bahasanya. Terkesan pada anak seperti bermain dengan guru, tebak‑tebakan tidak terasa kalau belajar tetapi hasilnya melekat diotak. Pengembangannya lebih mudah karena bisa memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar mengingat kelas I itu pembelajaran bahasa Indonesia harus bermakna dam konstekstual. Waktu bisa efisien karena guru tidak harus menulis di papan tulis apa yang akan diajarkan pada anak sehingga bisa efektif Bimbingan secara individual banyak peluang karena langsung sudah ada media.
2.             Dengan. melalui media kartu suku kata ini pembelajaran bisa berada di dalam kelas, bisa di luar kelas sesuai dengan kreatifitas guru dengan melihat situasi anak. Kalau dilihat anak mengantuk di dalam kelas maka pembelajaran bisa di luar kelas dengan posisi melingkar atau membentuk huruf U atau berkelompok.
3.             Kartu suku kata dapat dimanfaatkan untuk macam‑macam kegiatan yang bisa menyenangkan pada anak sekaligus sangat bermakna kepada anak.
4.             Kartu suku kata ini tidak sekali pakai, artinya sekali dipakai lalu rusak. Ini bisa dipakai seterusnya. Hanya saja kalau anak sudah menguasai suku kata pada yang sudah disediakan, guru harus membuat kartu suku kata yang lain. Jadi terus dikembangkan. Sementara yang sudah dikuasai oleh anak bisa disimpan dalam almari Guru cukup membuat satu kali saja.
5.             Terdapat peningkatan yang sangat signifikan terhadap kemampuan memahami, membaca permulaan di kelas awal.
6.             Media kartu suku kata ini dapat dimanfaatkan juga kepada anak di kelas yang lebih tinggi tetapi masih belum bisa membaca, pada jam kegiatan remedial.

2.      Saran‑Saran
             Mengingat keberhasilan membaca permulaan di kelas I melalui media kartu suku kata ini menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan maka harapan peneliti :
1.             Hendaknya para guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan media‑media yang menarik apakah dengan kartu suku kata, kartu kata, kartu kalimat atau dalam mata pelajaran matematika dengan kartu bilangan.
2.         Pemanfaatan lingkungan sangat bermakna kepada anak karena disamping pembelajaran itu konstekstual juga pada pengembangan kebahasaan dan pengetahuan bahasa berkaitan dengan pengembangan suku kata, kata dan kalimat, menambah perbendaharaan kosakata.


DAFTAR PUSTAKA

Amir Hamzah Sulaiman, 1981, Media Audio Visual Untuk Pengajaran,       Penerangan dan Penyuluhan, Jakarta:Gramedia

Anas Sudijono, 1992, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta:Raja Pers

Sikhabuden, 1984, Pengantar Media Pendidikan Malang:"

Arief Sadiman, 1986, Media Pendidikan Jakarta Pustekom, Yogyakarta: Andi Ofset

Hasibuan ………….Proses Belajar Mengajar II, Malang:IKIP

Henry Guntur Tarigan, 1986, Bela/ar Membaca dan Menulis Permulaan untuk
                SD Kelas I, Bandung: Sarana Panca Karya

Karel Karsidi, 1985, Strategi Instruksional Pendidikan, Bandung:Tarsito

Koentjoroningrat, 1986, Melode ‑ Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta:  Gramedia

Malik Tahir, 1996, Pandai Membaca dan Menulis I, Pentunjuk Guru SD Kelas I, Jakarta: Balai Pustaka

Whibin Syah, 1995, Psikologi Pendidikan Suatu Pendidikan Baru,   Bandung:Remaja Rosda Karya

Oemar Hw‑nalik, 1980, Media Pendidikan, Bandung:Alumnio

Poerwodarminto, 1985, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Depdik.bud, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Rahman Notowijoyo, 1985, Alat Peraga dan Komunikasi Pendidikan untuk SPG, Jakarta:Bunda Karya,

Sjikabuden, 1984, Pengantar Media Pendidikan, Malang: FIP IIKIP Malang

Smadi Suryabrata, 1983, Psikologi Pendidikan. –

Sutrisno Hadi, 1983, Metodelogi Research Jilid II, Yogyakarta: Andi Ofset

...........,1 1989, Metodelogi, Research Jilid III, Yogyakarta, Andi:Ofset

Sri Affi Sinja Prawirodihada,1973. Metodelogi Penelitian Alid I, Jember:Eka          Banadru Naya
...............,1 1983, Metodelogi Penelitian Jilid H, Jember:Eka Banadru Naya

Winamo Surachmad, 1985, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung:Tarsito

Winamo Surachmad, 1990, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung:Tarsito


LEMBAR PENGSAHAN :

Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Penggunaan Alat Peraga Kartu Suku Kata Pada Siswa Kelas I SDN 2 Batuah Kecamatan  Seranau Kabupaten  Kotawaringin Timur Tahun Pelajaran 2012/2013
           
I.          Identitas peneliti:
                        a.  Nama Lengkap       :  Harla,S.Pd.SD
                        b.  NIP                                    :  19700522 199309 1 001
                        c.  Pangkat Golongan  :   Penata Tk. I / IIId
                        d. Jabatan                    :   Guru Kelas
                        e. Kec                          :   Seranau
                        f. Kab                          :   Kotawaringin Timur
                        g. Prop                         :   Kalimantan Tengah
                        h. Alamat Sekolah       :   Jl. Batuah Rt. 03, Rw 02
                        i. Telp/HP                    :   085345951953
II. Masa Penelitian :
a. Lama Penelitian       :   Tiga Bulan
b. dimulai bulan Februari s/d April 2012


Pembimbing I,


FITRIADI, S. PD
Nip. 19630224 198308 1 001
Seranau, 23 April 2012
Peneliti


HARLA, S. Pd. SD
Nip. 19700522 199309 1 001

Mengetahui:

Kepala UPTD Dikpora,
Seranau



HAMIDANSYAH
NIP  :19561011 198103 1 010

Kepala Sekolah




PANUSUNAN TAMBUNAN
NIP  : 19690612 199303 1 015





ABSTRAK


Harla,S.Pd.SD 2013.
PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Penggunaan Alat Peraga Kartu Suku Kata Pada Siswa Kelas I SDN 2 Batuah Kecamatan  Seranau Kabupaten  Kotawaringin Timur Tahun Pelajaran 2012/2013


Peningkatan mutu pendidikan dasar, khususnya di Sekolah Dasar telah menjadi kebijakan pemerintah, yang harus dilaksanakan dan diwujudkan dengan sebaik-baiknya. Usaha ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Salah satu penekanan pokok dalam tujuan pendidikan dasar adalah agar tamatan sekolah dasar menguasai "Calistung", hal ini dimaksudkan agar penekanan pembelajaran membaca, menulis dan berhitung menjadi kunci utama dalam proses pembelajaran. Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka peningkatan mutu pendidikan harus diupayakan secara terus menerus terencana dan bertahap. Salah satu upaya yang telah dilaksanakan ke arah tersebut adalah ketrampilan membaca pada siswa. Banyak teknik yang ditempuh oleh guru dalam usaha meningkatkan prestasi membaca pada siswanya, salah satu teknik yang ditempuh adalah agar pembelajaran membaca pada kelas awal hendaknya selalu dicarikan metode dan teknik yang tepat.
Pembahasan uraian penelitian ini adalah bagaimana cara guru meningkatkan prestasi membaca pada siswanya di kelas awal dengan demikian rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah dengan alat peraga dapat meningkatan prestasi membaca pada siswa? sedang tujuan penelitian adalah meningkatan prestasi dan membaca pada siswa melalui alat peraga, sehingga jika prestasi membaca pada siswa dapat ditingkatkan melalui alat peraga, apabila digalakkannya membaca melalui alat peraga, maka prestasi membaca pada siswa dapat ditingkatkan.
Kegiatan membaca pada siswa sangat penting, hal ini disebabkan bahwa aspek pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh yang meliputi mendengarkan, berbicara, bercerita, membaca, bercerita, dan, menulis, sehingga apabila salah satu aspek tidak diajarkan maka pembelajaran bahasa Indonesia kurang lengkap. Dan salah satu teknik yang tepat untuk meningkatkan prestasi membaca pada siswa kelas awal adalah melalui alat peraga yang sesuai dan tepat pada pokok bahasan.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan dengan menentukan langkah‑langkah : perencanaan, prosedur pelaksanaan tindakan, refleksi, subyek penelitian, pengumpulan data, instrumen penelitian, teknis analisa data, penelitian tindakan menggunakan alur spiral dengan dua siklus.
Hasil penelitian dari siklus I dan siklus II dari data yang dikumpulkan menunjukkan adanya peningkatan prestasi yang signifikan, sehingga. dapat disimpulkan bahwa melalui alat peraga prestasi membaca pada siswa dapat ditingkatkan.













KATA PENGANTAR

Dengan menghaturkan rasa syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dirampungkan. Laporan Penelitian Tindakan Kelas disusun untuk diajukan kepada DCT Kabupaten Kotawaringin Timur Sebagai Tagihan Wajib Individual KKG Program BERMUTU , Dan untuk memenuhi salah satu unsur Penilaian Kinerja Guru (PK Guru), sesuai tuntutan Permenegpan Dan RB No 16 tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Dengan terselesaikannya laporan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak‑banyaknya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan atas terselesaikannya laporan penelitian tindakan kelas. Secara, khusus penulis sampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1.        Bapak Hamidansyah, SH. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Kecamatan Seranau yang telah memberikan waktu dan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas.
2.        Bapak Suyoso, S.Pd dan Ibu Imliah,M.Pd selaku pembimbing penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan laporan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
3.        Bapak Fitriadi,S.Pd. selaku pangawas yang telah bersedia membantu penulis dalam penyelesaian laporan penelitian ini.
4.        Guru‑guru di SDN 2 Batuah Kec.Seranau Kabupaten Kotawaringin Timur, yang telah bersedia membantu pelaksanaan penelitian tindakan.
5.        Kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu‑persatu yang telah banyak membantu hingga dapat terselesaikannya karya tulis ini.
Selanjutnya penulis berharap mudah‑mudahan mereka yang telah memberikan bantuan akan segera mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Penulis menyadari, bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca, demi kesempurnaan karya tulis selanjutnya
Akhirnya tidak ada yang penulis harapkan kecuali ridlo Allah SWT, dan semoga, karya tulis ini bermanfaat bagi  penulis khususnya, serta bagi para pembaca pada umumnya.

Batuah ,      April  2013

Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................     i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................    ii
ABSTRAK..............................................................................................................   iii
KATA PENGANTAR............................................................................................      v
DAFTAR ISI...........................................................................................................  vii
BAB I        PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah.................................................................    1
1.2  Rumusan Masalah...........................................................................    4
1.3  Tujuan Penelitian............................................................................    4
1.4  Hipotesis Penelitian........................................................................    5
1.5  Manfaat Penelitian..........................................................................    5
1.6  Ruang Lingkup Penelitian..............................................................    6
1.7  Definisi Operasional.......................................................................    7
BAB II       KAJIAN PUSTAKA
                   2.1 Standar Kompetensi Bahasa Indonesia..........................................    9
                   2.2  Pengertian Membaca...................................................................... 11
                   2.3  Konsepsi Alat Peraga..................................................................... 17
                   Konsep Prestasi Belajar........................................................................ 20
BAB III     METODE PENELITIAN
                   3.1 Prosedur.......................................................................................... 23
                   3.2 Setting Penelitian............................................................................ 23
                   3.3 Faktor Yang Diteliti........................................................................   27
                   3.4 Cara Pengumpulan Data................................................................. 27
                   3.5 Teknik Pengumpuan Data............................................................... 28
                   3.6 Indikator Kinerja............................................................................ 28
BAB IV     HASIL PENELITIAN
                   4.1 Deskripsi Per Sikus......................................................................... 29
                   4.2 Pembahasan Setiap Sikus................................................................ 30
BAB V       PENUTUP
                   5.1 Kesimpulan..................................................................................... 33
                   5.2 Saran – saran................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 35

LAMPIRAN – LAMPIRAN



Tidak ada komentar:

Posting Komentar