Kelompok Kerja Guru ( KKG)
Harapan Kita
ANTHOLOGI PUISI
KOMPILASI PUISI KAMI
Belajar Huruf
Karya : Yulidae,A.Ma
Huruf
Kusebut kau
setiap hari
Seperti
mengabsen kehadiran murid
Namu,n kau
masih belum tertanam dikepala
Waktu aku sadar
Kau ada dimana-mana
Huruf A
Kua laksana atap rumah
Melindungi dari terik matahari
Menyengat
membakar kulit
Melindungi
dari hujan
Membuat
tubuh kedinginan
Huruf B
Kau seperti
kacamata
Dipakai cuma
untuk gaya
Memperjelas
penglihatan mata
Melihat dunia
indah ini
Huruf C
Kau laksana periuk
Dipakai
untuk memasak
Kau
laksana bulan sabit
Menerangi
malam
Agar
tidak gelap gulita
Huruf
Kau mudah
diingat
Kua buat
muridku pintar
Muridku jadilah laksana huruf
Bisa melindungi menerangi
Lindungi, terangi dunia dengan
kebaikan
Muridku
Maya
Karya : Yulidae,A.Ma
Badanmu mungil
bagai balita
Suaramu nyaring
bagai petir
Tangismu buat
takut
Waktu imunisasi
sekolah
Jadi heboh
karenamu
Kau bisa buat hatiku senang
Menulis kau bisa
Berhitung kau pandai
Bercerita kau
lancar
Bersekolahpun
kau rajin
Maya jadilah
laksana cabe rawit
Biarlah kecil,
tapi cerdas
Jadilah laksana
petir
Agar prestasimu
dikenal
Karna,
kecerdasanmu
Karna karyamu
Maju terus
muridku
Terantang,18
Desember 2013
Pengabdian
Karya :
Ernawati ,S.Pd.SD
Setiap hari ku
langkahkan kaki ini
Untuk menuju
tempat kerja
Tapi ….
Perjalananku
terlalu memakan waktu
Membuat aku
selalu merasa
Bisakah
kutunaikan tugasku
Dengan rasa
senang
kupacu motorku
Yang slalu
setia menemaniku
Untuk segera
sampai ketempat tugasku
Alangkah
senangnya sesampaiku disekolah
Ternyata
muridku hadir semua
Kutebar senyum
ramahku untuk menyapa
Disambut dengan
rasa senang muridku
Dengan
kehadiranku
Kutuangkan
segala ideku
Kuberikan
segala ilmuku
Untuk
murid-muridku
Bunga
Karya :
Ernawati ,S.Pd.SD
Harum nian wangimu
Elok rupawan bentukmu
Berwarna warni mahkotamu
Berlenggang lenggok kau tertiup angin
Seolah-olah kau menari
Memikat sang kupu-kupu
Setiap hari kurawat
Setiap hari kau kulihat
Pohonmu bertambah tinggi
Bungamu pun bertambah banyak
Dan berangsur-angsur layu
C
E R M I N
Karya : YENI HERAWATI.A.Ma
Ketika
kau tak bisa berdusta
Saat
membandingkan meraka dan kita
Engkau
tiada bernyawa
Namun
dapat mengungkapkan
Tentang
kenyataan
Kenyataan
yang sepenuhnya tahu
Bagaimana
wajah ini
Sebuah
sisi kecantikan ini
Tiada
disembunyikan dalam kebohongan
Jujur
kau lakukan
Tanpa
kemunafikanmu
Ingin
rasanya seperti dirimu
Berprilaku
jujur dalam kesungguhan
Kaulah
yang dapat menampakan
Arti
sebuah kebenaran
Dalam
bayangan kehidupan
Kaulah
cerminku
Sahabat Pena
Karya : Yeni Herawati,A.ma
Ketika
aku dalam hayalan
Ku
tuangkan disebuah lukisan
Lukisan
yang penuh coretan
Memahami
arti sebuah makna
Dalam
menggapai cita-cita
Kau
setia menemaniku
Baik
suka maupun duka
Tergores
dalam ingatanku
Kau
selalu mengalirkan
Keinginan
dariku
Tanpa
lelah dan putus asa
Begitu
relanya kau jadi sahabatku
Walaupun
tersisa sedikit
Namun
masih mengalirkan
Sebuah
goresan terindah
Hingga
tanpa warna
B u k u
Karya
: L i l i e, S.Pd
Putih dan bersih rupa dan warna
mu
Diusia kecilku tak mengenalmu,
tapi . . .
Buku . . . . . . . . . . . . . .
Sejak mulai sekolah kau sangat
berarti bagiku
Buku kau tempatku mengadu
disetiap permasalahanku
Engkau laksana ibu yang selalu
menerangi setiap langkah ini
Dikala aku haus akan ilmu
engkau selalu siap menyejukkanku
Buku . . . . . . . . . . . . . .
Kau lah sumber segudang ilmu
Bersamamu aku melangkah lebih
maju dengan pasti
Engkau sinari jalan-jalan yang
ku lalui
Engkau terangi aku dengan
lentera ilmu mu
Yang tidak akan pernah sirna
sampai usia menutup mata
Maju terus
siswaku
Karya
: L i l i e, S.Pd
Dengar,
dengar, dengarlah isi tulisan ini
Kepundakmu
harapan ini ku sandangkan
Hanya
kepadamu ccita-cita ini ku pertaruhkan
Tak
ada sesuatu yang tak mungkin bagimu
Bangkitlah
melawan arus yang terus mendera
Ingat, engkau adalah harapan, engkau adalah masa
depan
Anakku
paculah semangatmu sekencang-kencangnya
Lawanlah
terus bebatuan terjal yang mengusikmu dijalan
Masa
depan ada ditanganmu
Harapan
terpendam ada dipundakmu
Nasib
bangsa ini engkaulah yang menentukan
Anakku
walaupun tempatmu jauh dipedalaman
Tapi
ilmu tak mengenal tempat dan waktu
Teruslah
meraih ilmu setinggi dan sebesar mungkin
Karna
ilmu sebagai pilar sangat kokoh
Perjuanganmu
sangat diharapkan bangsa negeri
Anankku
terus berjuang, Doa akan selalu dipanjatkan setiap langkahmu
GADIS KECILKU
Karya Herlina,S.Pd.SD
Sebelas
November sembilan puluh dua
Dua
puluh satu tahun telah berlalu
Pekik
tangis pecah dari bibir mungilmu
Ketika
kau lahir kedunia memberi bahagia untuk
Keluarga
kecilmu
Hari
demi hari kita lalui dengan
Penuh
kebahagia
Tak
terasa waktu cepat berlalu
Kaupun
harus pergi ketempat baru
Untuk
menuntut ilmu
Betapa
pedih hati ini untuk melepasmu
Betahkah
kau disana ditempat barumu nanti
Tak
dapat bunda bayangkan apa jadinya
Hari
hari yang kami lalui tanpa ada kamu ditengah tengah kami
Sesak
didada ini semakin membuncah
Ketika
waktu berpisah itu tiba
Tak
mau rasanya hati ini melepasmu
Begitu
burung besi itu melesat membawa kau
pergi
Tangis
ini pun pecah tak dapat kutahan
Tak
peduli tatap mata orang orang yang ada di bandara
Aku
tumpahkan tangis ini berharap sesak ini hilang
Hingga kudengar sebuah suara yang menyadarkanku
Bahwa kau pergi untuk sementara demi masa depan
Karena tuntutan zaman mengharuskan kita untuk
Melakukan perpisahan ini
Doa kami akan selalu menyertai langkahmu menjalani
Hari hari dirantau orang
Semoga kesuksesan,kebahagian,dan keselamatan
Selalu bersamamu gadis kecilku
Walau kau sudah menjadi mahasiswa
Tapi bagiku kau tetaplah gadis kecilku yang dulu
Dan akan selalu begitu sampai kapanpun
JALAN H. M. ARSYAD
Karya Herlina,S.Pd.SD
Bertahun
tahun kulalui
Setiap
pagi dan siang
Jalan
yang sama setiap hari
Kala
kuharus membagi ilmu
Kadang
ditengah hujan yang menguyur
Kadang
dibawah panas terik yang membakar
Bahkan
diselimuti kabut tebal
Yang
membutakan mata
Karena
tak tampak apa apa
Kupacu kuda besiku dengan kencang
Untuk dapat sampai ketempat yang kutuju
Diatas tubuhmu yang meliuk bagaikan ular raksasa
Bila kutemui tubuh mulusmu
Alangkah senangi hati ini
Tapi bila banyak lobang dan kerikil tajam
Aku harus berhati hati agar tidak celaka
Setiap hari dilindas
kendaraan
Truk kontiner,truk
tangki,mobil,
Sepeda
motor bahkan sepeda pancal
Hilir
mudik setiap waktu
Kau
tetap bertahan dalam keangkuhan dan kegaranganmu
Yang
sering merenggut jiwa
Bagi
yang tidak hati hati meniti tubuhmu
Jalan
H M Arsyad namamu
Urat
nadi yang menghubungkan
Kota
Sampit dan Samuda
MISTER
YOSH
Karya Herlina,S.Pd.SD
Kulihat dikejauhan sosok
lelaki
Memacu sepeda motor dengan
kencangnya
Kuda besi buatan jepang
itu seakan berlari
Agar cepat sampai ketempat
kami duduk
Untuk menunggu klotok
jemputan
Yang akan selalu
setia membawa kami menyusuri
Sungai mentaya,ketempat
kami mengabdikan diri
Lelaki itu berhenti ditempat parkir
Memutar anak kunci sehingga deru
mesin
Kendaraan yang
ditungganginyapun berhenti
Dia lepas helm yang masih ada diatas kepala
Ketika benda itu sudah tidak ada
lagi
Kini dapatlah kulihat sosok itu tersenyum
Ternyata
dia adalah mister Yosh
Sebutan
kami untuknya,dia salami kami
Satu
persatu dengan tangan lembutnya
Tanpa
menghilangkan tawa ceria diwajah
Tawa
dan sapa yang tulus selalu dia berikan
Pada
siapa saja yang ada disitu
TELADANKU
Karya Herlina,S.Pd.SD
Pak Yosh menang,....pak Yosh
juara
Murid pak Yosh menang
lomba ini
Murid pak Yosh menang lomba itu
Itulah kabar yang
sering mampir ketelingaku
Wujud pengabdian yang
tulus
Tanpa pernah
memikirkan imbalan jasa
Beliau
tak pernah pelit berbagi
Dibimbing dan ajarkan berbagai ilmu
Pada guru guru yang dengan tulus hati pula
Mengabdikan diri untuk berbagi sedikit ilmu
Pada murid murid SMP dan SMK Ambarwati
Pada sebuah desa kecil ditepian sungai
mentaya
Setelah
bertahun tahun mengabdikan diri
Penantian
panjang itu akhirnya berbuah manis
Tuhan akhirnya memberi
hadiah
Yang paling indan untuk
pak Yosh
Beliau diangkat jadi
PNS......
Akupun gembira mendengar
kabar itu
Aku hanya dapat berdoa ...
Semoga dapat mengabdi dengan tulus
Seperti beliau yang
menjadi teladanku.
LUKA
PERTAMA DIJARI MUNGILMU
Karya Herlina,S.Pd.SD
Pekik tangismu ditengah malam
buta
Membuat yang mendengar bernapas lega
Saling tersenyum dan memeluk erat
Kelahiranmu dimalam itu memberi warna
baru dalam hidupku
Usiaku pada saat itudua puluh satu
setengah tahun
Bahagia tak terperi ketika
Bayi mungil itu diletakkan
dipangkuanku
Aku hampir tak yakin
Ataukah aku sedang
bermimpi
Malam itu dimulailah
lembaran baru dalam hidupkuMenjadi seorang ibu
Yang menurut sebagian
orang punya anak itu sangatlah merepotkan
Tapi bagiku yang masih
muda
Aku seperti punya mainan baru
Yang dapat kuajak bicara,bercanda,
Kubelai dan kutepuk tepuk
dengan lembut
Hingga suatu hari kupakaikan cincin mungil dijari
manismu
Hadiah dari eyang putri tercinta
Atas rasa syukur karena mendapat cucu
Bunda lupa melepas benang merah yang tergantung
Karena gugup bercampur gembira
Benang merah itu langsung bunda gunting
Apa yang terjadi,bukan benang yang putus
Dari jari mungilmu mengucur darah
Bunda kaget dan menangis...duh...
Hati ini rasanya tersayat pilu
Apa yang telah kulakukan pada bayi mungilku
Ternyata ada luka kecil dijarimu tergores gunting
Ketika aku memotong benang
Itulah darah pertama yang menetes dari dirimu
Semoga aku tidak membuatmu meneteskan darah lagi
MANG SABRI
Karya
Herlina,S.Pd.SD
Sabri itulah namamu
Tapi bagi kami lebih
senang memanggilmu
Dengan mang Isap
Kau hidup seorang diri
tanpa anak dan isteri
Dengan setia kau antar dan
jemput kami setiap waktu
Hari demi hari,bulan
berganti tahun
Kau tetap setiap dengan
klotok kecilmu
Yang sudah tua
pula,seperti tubuh kurusmu
Tapi tak pernah kudengar
keluh kesah darimu
Ketika ada yang terlambat
membayar atas
Jasamu mengantar kami
Ketika hujan turun dimalam
buta
Disaat orang sekampungmu
tertidur lelap
Kau sambangi klotok kecil
yang bergoyang
Karena tiupan angin malam
Dibawah deru hujan dan
petir yang menyabar
Kau tetap setia menimba
air hujan yang masuk
Kedalam klotokmu,agar
klotok kecilmu itu tidak karam
Dan besok pagi dapat kau
bawa menyusuri sungai mentaya
untuk menjemput kami
Kesetiaan pada klotok
kecilmu sangat besar
Walau kadang mesin klotok
itu sering bertingkah
Tidak mau hidup ketika kau
engkol dengan tenaga tuamu
Kau berjuang sekuat tenaga
agar mesin itu dapat hidup kembali
Sehingga dapat mengantarkan kami hingga
kesebrang sungai
Terima kasih mang Isap
semoga kau selalu sehat
Hingga kami akan selalu
naik klotokmu setiap hari
SATUNI
TEMANKU
Karya Herlina,S.Pd.SD
Postur tubuhmu kecil
Tapi suaramu tinggi
melengking
Ketika kudengar kau
mengajarkan
Cara mengeja hurup demi
hurup
Pada anak didikmu
Aku salut padamu
Walau imbalan yang kau
dapat tak seberapa
Tapi kesetiaan dan
pengabdianmu pada sekolah
Sungguh tak dapat diukur
Bertahun tahun kau setia
pada tugasmu
Aku adalah saksi dari
segala perjuanganmu
Hujan dan panas serta
kabut asap yang tebal
Tak membuat surut
langkahmu
Untuk tetap berdiri tegak
didepan kelas
Hingga suatu hari klotok
kecil yang membawa kau
Menyeberang dihempas ombak
besar dan tiupan angin kencang
Aku tahu wajahmu pucat
pasi ketakutan
Dan tanganmu menyecengkram
kuat tepi klotok
Yang bergoyang goyang
ditengah sungai
Takut yang kulihat
diwajahmu sungguh membuatku makin terenyuh
Kau takut klotok kecil ini
akan terbalik dan tenggelam
Karena selama ini kau
tidak bisa berenang
RAMADAN NAMANYA
Karya Herlina,S.Pd.SD
Kulihat
setiap hari dari kelasku
Ada
anak lelaki kecil berlari lari
Mengitari
halaman sekolah yang luas
Dengan
rumput yang setinggi lutut kecilnya
Pemandangan
itu dapat kunikmati setiap hari
Tanpa
pernah pula aku hiraukan
Setiap
melintas didepan kelasku
Tangan
kecil itu selalu melambai padaku
Ketika
anak itu melintas didepan kelasku
Tergelitik
hati ini rasanya untuk
Sekedar
melempar tanya
Kuhentikan sejenak tanganku yang sedang
mecoret coret
Buku
tugas muridku
Bergegas
aku keluar kelas tanpa menghiraukan
tatap heran
Anak
didikku sendiri
Anak
itu mendekat ketika kupanggil
Terlontar
tanya dari mulutku
Kenapa
kamu berlari dibawah belaian
Matahari
pagi sedangkan teman temanmu
Ada
didalam kelas sedang belajar
Apa
jawabmu yang membuat hati ini sedih
Dengan
polosnya mulut kecilmu menjawab
Sedang
dihukum bu....
Aku
bertanya lagi kenapa dihukum apa salah kamu
Lagi
lagi mulut kecil itu berucap tanpa beban
Tidak
bisa mengerjakan PR...
Akupun memintanya untuk berlari kembali
Menyelesaikan
hukuman dari guru kelasnya
Ketika
kulihat dikejauhan bu guru yang memberi hukuman itu
Berteriak
teriak memintanya agar terus berlari
Untuk
menyelesaikan hukuman
Anak
kecil itu terus berlari dengan patuh
Tanpa
ada keluh kesah yang terucap dari bibirnya
Dengan
langkah riang dan senyum tulus
Dia berlari mematuhi perintah gurunya
Aku
hanya dapat berdoa semoga keikhlasanya menerima hukuman
Diberi
Tuhan hadiah yang manis
RAMADAN
OH RAMADAN
Karya Herlina,S.Pd.SD
Kulihat setiap hari dari
kelasku
Ada anak lelaki kecil
berlari lari
Mengitari halaman sekolah
yang luas
Dengan rumput yang
setinggi lutut kecilnya
Pemandangan itu dapat
kunikmati setiap hari
Tanpa pernah pula aku
hiraukan
Setiap melintas didepan
kelasku
Tangan kecil itu selalu
melambai padaku
Ketika anak itu melintas
didepan kelasku
Tergelitik hati ini rasanya untuk
Sekedar melempar tanya
Kuhentikan sejenak tanganku yang sedang
mecoret coret
Buku tugas muridku
Bergegas aku keluar kelas tanpa menghiraukan tatap heran
Anak didikku sendiri
Anak itu mendekat ketika
kupanggil
Terlontar tanya dari
mulutku
Kenapa kamu berlari
dibawah belaian
Matahari pagi sedangkan
teman temanmu
Ada didalam kelas sedang
belajar
Apa jawabmu yang membuat
hati ini sedih
Dengan polosnya mulut
kecilmu menjawab
Sedang dihukum bu....
Aku bertanya lagi kenapa
dihukum apa salah kamu
Lagi lagi mulut kecil itu
berucap tanpa beban
Tidak bisa mengerjakan
PR...
Akupun memintanya untuk berlari kembali
Menyelesaikan hukuman dari
guru kelasnya
Ketika kulihat dikejauhan
bu guru yang memberi hukuman itu
Berteriak teriak
memintanya agar terus berlari
Untuk menyelesaikan
hukuman
Anak kecil itu terus
berlari dengan patuh
Tanpa ada keluh kesah yang
terucap dari bibirnya
Dengan langkah riang dan
senyum tulus
Dia berlari mematuhi perintah gurunya
Aku hanya dapat berdoa
semoga keikhlasanya menerima hukuman
Diberi Tuhan hadiah yang
manis
Ramadan oh ramadan semoga
hatimu sesuci bulan ramadhan
SECERCAH SINAR DIUJUNG ASA
Kesetiaan dan
pengabdianmu tiada duanya
Walau imbalan yang kau
terima tak mencukupi
Aku kagum padamu teman
Tapi aku tak pernah
mendengar kau mengeluh
Hujan, panas,dan kabut
asap yang pekat
Serta hantaman ombak
Pada klotok kecil yang kau naiki
Tak surutkan langkahmu
Untuk sampai ketempat kau
mengabdikan diri
Untuk terus maju berbagi ilmu
Pada anak didikmu
Bu Satuni
itulah namamu
Keras suaramu,tapi ku tahu hatimu lembut
Karena kau ingin anak anak didikmu
Menjadi
orang yang cerdas dan pandai
Berguna
untuk keluarga bangsa,agama dan negara
Kini kau boleh bernapas lega
Secercah asa dipenghujung doa
Kau lulus PLPG
Pertanda baik untuk
penghasilanmu
Doaku untukmu teman
Semoga rezeki itu membawa berkah
SEKOLAHKU
Kau berdiri kokoh
dipinggir hutan
Atapmu yang berwarna biru
Dinding kayumu berwarna
kuning
Mengundang aku untuk
datang agar menyapamu
Keangkuhanmu sangat tampak
terlihat
Karena hanya engkau yang
berdiri tegak
Diantara rimbunnya pohon
pohon kayu
Dan beliatan sulur sulur
pohon rotan yang berduri
Yang bergoyang terangguk
angguk dibelai
Oleh hembusan sang bayu
Tapi hatiku sedih dan luka
Melihat halamanmu yang
ditumbuhi
Oleh rumput rumput liar
yang tak terkendali
Hanya tiang bendera yang
berdiri kokoh
Dihalaman menjadi saksi
bisu
Akan kesendirianmu ketika
Waktu pulang kami telah
tiba
Biarlah waktu yang akan
menjawab keangkuhanmu.
MESIN POTONG RUMPUT
Tidak
terdengar lagi celoteh dan tawa riang
Anak anak didikku yang berlarian
dihalaman
Bagaimana anak didikku akan
bermain
Jika rumput liar itu setinggi
lutut mereka
Sejak mesin
potong rumput itu rusak
Aku tidak pernah lagi mencium segarnya
Aroma
rumput yang baru dipotong
Karena
tak akan aku biarkan
Tangan
tangan mungil mereka terluka
Karena
membabat habis rumput liar yang tumbuh
Biarlah
waktu berlalu
Dan
yang dapat kulakukan hanyalah berdoa
Agar
mesin itu dapat diperbaiki kembali
DIALAH BATU
Oleh Harla,S.Pd.SD
Besar, kecil,hitam dan putih
engkau menampakkan
Orang akan memukulmu bila kau
membangkang
Dan kau dilempar ,bila orang itu kesal
Sungguh malang keberadaanmu
Hanya tukang batu yang mengerti kamu
AYO MEMBACA
Oleh Harla,S.Pd.SD
Sesobek kertas telah diberikan
Seuntai tulisan juga berada di dalamnya
Duhai anak yang malang
Kenapa engkau diam saja ?
Kenapa kertas itu hanya kau simpan ?
Sungguh banyak harapan terpendam
Ilmu maha luas telah tertuliskan
Namun sayang kau malas membaca
Dunia begitu luas ilmu pun begitu
terbentang
Sungguh dunia telah berkata,
Kau ingin tahu isiku ?
Kau ingin mengerti apa tentang dunia
ini ?
Malang beribu malang kau malas membaca
Duhai anak yang
malang
Bangkitlah sekarang
Wawasan luas telah
menantimu
Lawanlah jiwa kotormu
itu
Tuk mencapai impianmu
Pohon Meranti
Oleh
Harla,S.Pd.SD
Pohon meranti kau berwibawa
Tubuhmu besar, daunmu lebat
Kau sangat bermanfaat bagiku
Tetapi nasibmu sungguh malang
Kau ditebang secara liar
oleh orang yang tak peduli
Pohon meranti jasamu
sungguh besar
Kau mengurangi
pemanasan global
Lilin Penerang
Oleh Harla,S.Pd.SD
Di kala gelap menimpa rumah
Di saat itu hati harus tabah
Berteman dengan lilin kecil pencipta benderang
Pengusir hati yang sedang terkekang
Meskipun
lama tidak hidup
Namun
tetap kami tunggu dengan lapang dada
Dan
tak menggerutu di rasa hati kami
Sedikitpun
tak ada, tak ada yang mengeluh
Kami
hanya yakin
semua
kan kembali seperti sedia kala
hingga
waktu tiba
Gosok Gigi
Oleh
Harla,S.Pd.SD
Sehari aku gosok gigi
Pagi , sore, malam sepanjang hari
Karena aku takut gigku sakit lagi
Akupun senang gigiku sehat
Ayo kawan kita gosok gigi
Janganlah kau malas kawanku
Maka dari itu ku memeperingatikanmu
Agar gigimu tidak sakit
Suara Adzan
Oleh
Harla,S.Pd.SD
Bila telah terdengar suaranya
Mengumandang mencubit telinga
Orang pun berbondong
Mengambil wudlu membasuh tangan
Dan merelakan kewajiban suci
Menghadap ilahi mempasrahkan diri
Mencari harapan untuk mengumpulkan pahala
Berharap hasil di negeri kahirat
Baris Baris Itik
Oleh Harla,S.Pd.SD
Itik bercuap wek…wek…wek….
Bertata rapi depan belakang
Mengantri mencari makan
Di penjuru sudut penggalan sawah
Sang gembala selalu berpegang tongkat
Mengacung acung memerintah menghalau
Menertibkan hewan berperimata disiplin
Dan apalah manusia menghalau diri
Tidaklah tertib
Begitu lama , begitu menjengkelkan
Atlas
Oleh
Harla,S.Pd.SD
Ayah memberikan buku tebal bersampul
hitam
Jilidnya bergambar bola dunia
Ditambah foto-foto manusia seantero jagat
raya
Buku ini membawaku menjelajah nusantara
Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan,
Sulawesi,
Hingga Papua kujelajah dengan mata
Usai Papua, kujelajah semua benua
Asia, Amerika, Australia, Eropa, hingga
dataran hitam Afrika
Khayalanku mengapung,
Ketika kutatap gambar-gambar tujuh
keajaiban dunia
Ketika kuamati foto-foto budaya serta
kultur segala bangsa
Ketika kutatap ilustrasi flora dan fauna
khas setiap negara
Dengan atlas,
Aku serasa mengelilingi dunia
Melangkah dari Borobudur hingga Pisa,
Italia.
NOL
Oleh
Harla,S.Pd.SD
Kertas soal-soal terus kupelototi
Dengan mata bulat kebingungan
Dari soal awal hingga akhir
Tak sedikitpun yang mampu kukerjakan
Bu Guru melotot,
Memandang curiga pada muridnya yang bergerak
kelimpungan
Aku menyesal,
Tadi malam termanjakan playstation
semalaman
“waktu habis” bu Guru berujr menarik kertasku
Aku tak sempat menyelamatkan jawaban
Menyelamatkan nilai Matematikaku
Menyelamatkan wajahku di depan ibu guru
Nol, nol, nol, nol, nol
Di rumah,
Bunda diam menatap kertas yang kusembunyikan
di lipatan baju
Mata bunda memerah marah
Memancing
Ikan
Oleh
Harla,S.Pd.SD
Di
hari libur, aku dan ayah memancing
Kami
akan memancing ikan yang gendut-gendut
Tapi
tak ada satupun ikan yang terpancing
Memakan
umpanku dan tersangkut
Ayah
memberiku umpan cacing
Tapi
aku malah takut
Hatiku
girang
Ternyata
ada yang tersangkut
Ku
tarik pancing dengan riang
Sambil
berteriak pada ayah agar ikut
membantu.
Ku terpaku, ternyata yang kupancing
karung
goni yang penuh lumpur dan lumut
Larangan
Bertanya
Oleh
Harla,S.Pd.SD
Bu Guru, aku ingin bertanya,
Tapi, jawabmu adalah
”ya…pelajaran cukup sampai di sini..”
Pak Guru, aku ingin bertanya,
Dan, jawabmu adalah
”jika sudah besar kau akan mengerti…”
Bu Guru, lagi kuingin bertanya,
Dan, jawabmu selalu
”belajarlah sopan santun, dan selalu taati gurumu…”
Pak Guru, izinkan aku bertanya,
Dan, aku akan mendengar
”apa yang bapak katakan, apa yang ada dalam buku, itulah yang benar…”
Jangan!!
Oleh Harla,S.Pd.SD
Bunda,
Bu guru berkata padaku
”jangan nakal!”
Karena itu aku tidak mau
Berbuat dan berkata,
jika bukan ibu guru yang menyuruh
Bunda,
Bu guru berkata padaku lagi,
”jangan nakal!”
Karena aku hanya ingin tahu,
Kenapa kakak kelasku bisa
membuat miniatur planet
Bunda,
Bu guru bilang padaku lagi,
”Jangan nakal!”
Hanya karena aku membaca,
membaca buku yang tidak disuruh
oleh ibu guru
Bunda,
Lagi-lagi,
di sekolah kudapat ”Jangan!!”
Oleh Harla,S.Pd.SD
tidak kuasa Ya Aziz
pikiran ini meng-ejakannya
sedang ia telah letih seharian
dengan segala lembar file pekerjaannya
pikiran ini meng-ejakannya
sedang ia telah letih seharian
dengan segala lembar file pekerjaannya
bismillah .....
tak kuasa Ya Ghafur
hati ini mencernanya
sedang ia sudah letih seharian memikirkan egonya
tak kuasa Ya Ghafur
hati ini mencernanya
sedang ia sudah letih seharian memikirkan egonya
biarkan 10 menit saja waktu saat ini Ya Rahman
bagi diri tuk diam sejenak disudut mushala ini
mendengar bocah-bocah kecil itu
mengeja Asma Mu
mengeja setiap patah Firman Mu
bocah-bocah kecil itu Ya Hakim
bunga-bunga surga yang engkau kirim sore ini
bagi diri tuk diam sejenak disudut mushala ini
mendengar bocah-bocah kecil itu
mengeja Asma Mu
mengeja setiap patah Firman Mu
bocah-bocah kecil itu Ya Hakim
bunga-bunga surga yang engkau kirim sore ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar