BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Masalah
Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan
nasional. Hal ini dapat diartikan bahwa Bahasa Indonesia mcrupakan bahasa
pengantar di semua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini
yang berbentuk Taman Kanak ‑ Kanak, Raudatul Athfal ( RA ) atau bentuk lain
yang sederajat sampai dengan Perguruan Tinggi, memiliki peran yang sangat
penting juga kehidupan anak sehari-hari dalam keluarga, Bahasa Indonesia sudah
menjadi bahasa ibu. Sehingga peran bahasa Indonesia sangat penting dan dominan.
Lahirnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah membawa
dampak bagi pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tercermin dengan diangkatnya
membaca dan menulis sebagai kemampuan dasar berbahasa yang secara dini dan
berkesinambungan menjadi perhatian dan kegiatan di Sekolah Dasar dari Kelas I
sampai dengan Kelas III.
Perhatian
dan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dikembangkan menjadi keterampilan
berbahasa dikembangkan menjadi Ketrampilan berbahasa, bukan lagi pengajaran tentang
tata bahasa. Keterampilan berbahasa yang dimaksud meliputi mendengar,
berbicara, membaca dan menulis yang dijabarkan secara terpadu.
Di atas
telah disebutkan bahwa hakekatnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi.
Oleh karena itu pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia baik secara lisan
maupun tertulis.
Proses belajar
mengajar dilaksanakan melalui komunikasi timbal balik dan tidak semata‑mata
merupakan pemberian informasi searah tanpa mengembangkan gagasan, kreatifitas
dan nilai serta keterampilan baik secara mandiri maupun dalam suasana kebersamaan.
Siswa diaktifkan dalam belajar agar mampu mengembangkan, baik berupa
pengetahuan sikap dan nilai maupun keterampilan serta mampu menerapkan Proses
Belajar Mengajar yang menganut cara belajar siswa aktif, berorientasi kepada
siswa itu sendiri. Hal ini memungkinkan siswa itu berfikir, bersikap dan
bertindak kreatif sehingga dikemudian hari mereka dapat menghadapi perubahan –
perubahan masyarakat dan memberikan sumbangan bagi pembangunan Bangsa. Sebagai
salah satu pedoman pelaksanaan kurikulum, pedoman penggunaan sarana dalam
kegiatan dalam kegiatan belajar mengajar memberikan acuan yang menyangkut
penggunaan sarana dalam melaksanakan program dan pengembangan kurikulum. Dengan
demikian, pedoman ini merupakan bagian tak terpisahkan dari peringkat
kurikulum. Pedoman penggunaan sarana dalam kegiatan belajar mengajar ini digunakan pada jenjang pendidikan dasar tetapi tidak
menutup kemungkinan untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan sumber
gagasan bagi para pelaksana pembina lapangan karena ini pedoman penggunaan
sarana dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah Dasar perlu disempurnakan
sesuai dengan penggunaannya pada jenjang Sekolah Dasar.
Dalam
proses belajar mengajar yang menjadi masukan utama adalah materi pelajaran,
metode, tujuan, sarana belajar mengajar dan penilaian. Dengan demikian sarana
yang meliputi buku, alat pelajaran, media ( Pandang / video, dengan radio dan
lain‑lain ), perabot sekolah dengan bangunan sekolah ruang belajar, merupakan
satu unsur dalam kegiatan belajar mengajar. Ini bertujuan memberi pedoman
bagaimana merencanakan penggunaan sarana kegiatan belajar mengajar atau tujuan
instruksional dapat tercapai secara optimal. Dari uraian di atas siswa dalam
membaca dan menulis permulaan sangat membutuhkan peragaan‑peragaan agar mereka
memahami, akan tetapi dalam kenyataannya guru kurang kreatif dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar membaca menulis permulaan di kelas I. Kebanyakan guru
kelas I kurang sekali memanfaatkan alat peraga ketika proses pembelajaran. Yang
sering kami temukan adalah ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar membaca
dan menulis di kelas I guru hanya memberi contoh membaca dan menulis dan siswa
menirukan. Sehingga yang terjadi, pada empat bulan pertama masuk sekolah, yang
seharusnya siswa secara bertahap harus menguasai 14 huruf dalam membaca dan
menulis permulaan sesuai dengan target kurikulum, siswa banyak yang hanya hafal
apa yang diucapkan guru dan mengutip apa yang ditulis oleh guru tanpa bisa
membaca atau menulis permulaan dalam arti yang sebenarnya.
Begitu
pula yang teradi di SDN 2 Batuah Siswa kelas I pada
tiga bulan ketiga sesuai dengan hasil evaluasi formatif yang
dilaksanakan, dari 28 siswa yang ada, yang sudah bisa
membaca dan menulis permulaan hanya 12 siswa.
Berdasarkan
kenyataan tersebut diatas tentu saja harus diupayakan peningkatan ‑ peningkatan
dan motivasi pada guru untuk menggunakan alat peraga dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar, sehingga apa yang kita harapkan sesuai dengan tujuan
pada kurikulum dapat terwujud.
Dengan
demikian peneliti tertarik memilih judul “Upaya Peningkatan prestasi belajar membaca
melalui kartu suku kata pada siswa kelas I SDN 2 Batuah “ Kecamatan Seranau Kabupaten Kotim
2.
Rumusan Masalah
Penelitian
Permasalahan
yang mendasari pada penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar membaca
dan menulis siswa kelas I SDN 2 Batuah Kecamatan Seranau, yang disebabkan oleh kurangnya guru dalam menggunakan alat peraga ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Disamping itu
faktor kesiapan belajar siswa ditinjau dari usia siswa yang kebanyakan tidak
sesuai dengan dengan data yang sebenarnya juga menjadi kendala dalam proses
Pembelajaran.
Atas
dasar tersebut kebutuhan yang mendesak yang mampu meningkatkan prestasi belajar
membaca dan menulis adalah penggunaan alat peraga. Secara operasional I penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Apakah melalui penggunaan alat peraga kartu
kata, prestasi belajar, membaca dan menulis siswa kelas I SDN 2 Batuah Kecamatan Seranau bisa
ditingkatkan ?
3.
Tujuan Penelitian
Berpedoman
pada latar belakang di atas maka penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin
dicapai, yaitu meningkatkan prestasi belajar membaca dan menulis melalui
penggunaan alat peraga pada siswa Kelas I SDN 2 Batuah Kecamatan Seranau
4.
Hipotesis
Menurut
Winarno Surachmat yang dimaksud dengan Hipotesis adalah, Sebuah kesimpulan
Hipotesis itu belum final " ( 1990 : 68 ) sedangkan menurut Sutrisno Hadi
bahwa yang dimaksud dengan Hipotesis, "adalah merupakan dugaan yang
mungkin salah atau palsu dan akan diterima juga jika faktor ‑ faktor
membenarkan." (1989 : 3 ).
Dari
kedua pendapat di atas bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang sebenarnya masih di uji secara empiris. Hipotesis
merupakan rangkuman dari penelaan ‑ penelaan kesimpulan teoritis dari
perpustakaan.
Adapun
hipotesis yang penulis ajukan sebagai berikut, ada hubungan antara penggunaan
gambar dan alat peraga lain dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan di
kelas I Sekolah Dasar dengan prestasi Bahasa Indonesia, yaitu semakin seringnya
guru kelas I SD menggunakan gambar dan peraga lain dalam pembelajaran membaca
dan menulis permulaan maka semakin tinggi nilai prestasi Bahasa Indonesia.
5.
Manfaat Penelitian
Penelitian
ini penting sekali bagi Peneliti, Guru, Kepala Sekolah dalam usaha meningkatkan
prestasi belajar siswa. Manfaat penelitian secara jelas dapat diuraikan sebagai
berikut :
1)
Bagi Peneliti
1)
Merupakan karya yang berharga dan sebagai tindak lanjut
pengembangan profesi. Sebagai sumbangan bagi peningkatan mutu pendidikan pada
umumnya.
2)
Sebagai sumbangan bagi peningkatan mutu pendidikan pada
sekolah tempat diadakan penelitian.
3)
Melengkapi sebagai syarat untuk memperoleh angka kredit
pengembangan profesi.
2)
Bagi Guru
1)
Sebagai bahan balikan agar mereka dapat mengetahui apakah
kemampuan mereka dalam penggunaan media sudah memadahi atau belum.
2)
Sebagai bahan balikan agar mereka dapat mengetahui manfaat
penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar.
3)
Sebagai motivasi dalam usaha peningkatan kemampuan dalam
penggunaan alat peraga.
3)
Bagi lembaga Sekolah
6.
Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat
keterbatasan waktu karena padatnya agenda pendidikan
menjeang akhir tahun ajaran, maka ruang lingkup penelitian ini dilaksanakan
pada siswa kelas I SDN 2 Batuah Kecamatan Seranau Kabupaten Kotawaringin Timur pada semester II Tahun Pelajaran 2011 ‑ 2012 yang dilaksanakan selama 5
minggu pada bulan Januari 2012 dan bulan Maret 2012.
7.
Definisi Operasional
1.
Penggunaan
Penggunaan
menurut TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1990:286) bahwa, "Proses, perbuatan, cara mempergunakan sesuatu
pemakaian"
Jadi
pengertian di atas menjelaskan bahwa penggunaan adalah suatu perbuatan dengan
cara mempergunakan suatu alat tersebut.
2.
Alat Peraga
Menurut
Sikhabudin dalam buku Media pendidikan (1984.12) dikatakan bahwa, "Alat
Peraga adalah suatu benda yang dapat diamati melalui panca indera"
sedangkan Menurut TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1990 : 21 ) menyatakan bahwa, " Alat
peraga alat bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan mudah
dimengerti oleh anak didik
Dari
kedua pendapat tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa alat peraga
adalah indera untuk mempermudah penyampaian materi pendidikan oleh guru kepada
anak didiknya.
3.
Prestasi Hasil Yang Telah Dicapai
Prestasi belajar
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai, "penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru" (1990 : 700
Sedangkan menurut Saiful Anwar (1977 : 16) prestasi dinyatakan bahwa, Prestasi belajar
adalah hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan Kompetensi Dasar.
Berdasarkan
pendapat di atas penulis simpulkan bahwa, prestasi belajar adalah hasil belajar
siswa yang telah dicapai setelah mengikuti proses belajar mengajar atau latihan
yang berlangsung secara berencana dan bertujuan. Untuk mengetahui prestasi
belajar dalam penelitian ini, diambil dari Nilai Formatif siswa pada Semester II.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.
Standar Kompetansi Bahasa
Indonesia
Menurut
A. Malik Thachir ( 1996 : 4‑5 ) bahwa, " titik berat pengajaran Bahasa
Indonesia adalah masing‑masing empat keterampilan dasar berbahasa yaitu
mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Oleh sebab itu, maka pengajaran
Bahasa Indonesia mempunyai standar Kompetensi sebagai berikut.
1)
Kebahasaan
Pembelajaran
Bahasa Indonesia ditinjau dari sudut pandang kebahasaan memiliki beberapa
tujuan menurut A. Malik Thachir (1996 : 2‑4), maka disebutkan
sebagai berikut :
1.
Siswa dapat mengucapkan kata Bahasa Indonesia dengan lafal dan
baku.
2.
Siswa mampu melafalkan kalimat Bahasa Indonesia dengan
intonasi yang wajar dan sesuai dengan konteksnya.
3.
Siswa mengetahui ejaan Bahasa Indonesia yang baku, mengetahui serta dapat menggunakan
tanda‑tanda baca dalam Bahasa Indonesia yang tepat.
4.
Siswa mampu membedakan dan menggunakan bentuk dan makna kata‑kata
berbagai imbuhan Bahasa Indonesia.
5.
Siswa mampu membedakan dan menggunakan bentuk dan makna kata‑kata
umum, kata‑kata khusus, dan kata‑kata istilah.
6.
Siswa dapat memahami makna kelompok kata, ungkapan, peribahasa
dan dapat menggunakannya.
7.
Siswa dapat mencari kata‑kata yang sama maknanya (sinonim) yang
berlawanan makna (antonym) dan kata‑kata lain dalam variasi makna dan menggunakannya.
8.
Siswa dapat memahami ciri‑ciri kalimat berita, kalimat
perintah, kalimat tanya dan menggunakannya.
9.
Siswa mampu membedakannya dan menggunakan kalimat tunggal (yang
sederhana dan luas ) dengan kalimat‑kalimat majemuk.
10.
Siswa memperluas kalimat tunggal dengan bermacam‑macam
keterangan (tempat, waktu, dan sebagainya ).
11.
Siswa mampu memperluas kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk
atau menggabungkan kalimat‑kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk.
12.
Siswa dapat memahami bahas pesan atau perasaan yang sama dapat
diungkapkan dalam berbagai bentuk atau kalimat dan menggunakannya.
2)
Pemahaman Masalah
- Siswa mampu menerima informasi yang memberi tanggapan dengan tepat tentang berbagai hal secara lisan.
- Siswa mampu menyerap penggunaan perasaan orang lain secara lisan dan memberi tanggapan secara tepat.
- Siswa mampu menyerap pesan, gagasan dan pendapat orang lain dari berbagai sumber
- Siswa memperoleh kenikmatan dan manfaat mendengarkan.
- Siswa mampu memahami isi bacaan dengan tepat
- Siswa mampu mencari sumber, mengumpulkan, dan menyerap informasi.
- Siswa mampu menyerap isi dan menggunakan perasaan dalam bacaan dan menanggapi secara tepat.
- Siswa memiliki kegemaran membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari ‑ hari.
- Siswa memiliki kegemaran membaca / menikmati karya sastra untuk meningkatkan kepribadian, mempertajam kepekaan perasaan dan memperkuat wawasan kehidupannya.
- Siswa mampu memberi informasi lisan tentang berbagai hal.
- Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat pengalaman, dan pesan secara lisan. Siswa mampu mengungkapkan perasaan secara lisan.
- Siswa mampu beinteraksi dan manjalin hubungan dengan orang lain secara lisan.
- Siswa memiliki kepuasan dan kesenangan berbicara.
- Siswa mampu menuangkan pengalaman dan gagasan secara tertulis
- Siswa mampu memiliki kegemaran menulis.
- Siswa mampu menggunakan ungkapan‑ungkapan serta sastra yang baik berbicara dan menulis
2.
Pengertian Membaca
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca ( 1990 : 62 ) adalah lihat serta memahami
isi dari apa yang tertulis ", sedangkan Pengertian baca menurut Henry
Guntur Tarigan (1986 : 7) adalah sebagai berikut, “ Membaca suatu proses yang
dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata / bahasa tulis. Oleh sebab itu
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 990 : 63 ) tujuan utama membaca adalah
" melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis ". Sedangkan
pengertian membaca menurut Henry Guntur Tarigan (1986 : 7) adalah sebagai
berikut, " membaca suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata ‑ kata / bahasa tulis. Oleh sebab itu menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia ( 1990 : 63 ) tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi mancakup isi, memahami makna bacaan.
1)
Membaca Permulaan
Henry Guntur Tarigan (1986 : 8) menyebutkan ada
beberapa aspek‑aspek membaca, diantaranya : penggunaan bentuk huruf, pengenalan
unsur-unsur linguistik (fonim, kata, frase, kalimat, dan lain‑ lain),
pengenalan hubungan pada ejaan dan bunyi, dan kecepatan membaca bertaraf lambat
melihat begitu banyak ragam membaca, maka yang penulis teliti adalah membaca
permulaan. Membaca permulaan dibagi dua macam, yaitu : Membaca permulaan tanpa
buku, dan membaca permulaan dengan buku.
2)
Tujuan Membaca
Permulaan
Tujuan membaca
permulaan adalah
- Dapat melafalkan huruf‑huruf dengan baik.
- Dapat melafalkan huruf‑huruf dalam kata ulangan dengan baik.
- Dapat menyebutkan makna kata dalam kalimat yang dibacanya (1986: 8)
Pada
tahun ‑ tahun pertama, pengajaran SD adalah sat pertama kalinya Bahasa secara
resmi diajarkan. Kebanyakan anak memiliki keragaman latar belakang sebelum
memasuki Sekolah Dasar. Diantaranya latar bahasa ibu atau lingkungan. Karena
adanya keanekaragaman latar belakang seperti itulah guru hendaknya dapat
menggunakan alat pelajaran dan mode secara efektif agar keterampilan membaca
dapat dicapai. Guru jangan hanya terpaku pada satu atau dua metode saja, tetapi
beberapa metode yang dilaksanakan secara bervariasi sehingga dapat menarik
perhatian siswa.
Di bawah
ini penulis sajikan penggunaan beberapa metode yaitu penggunaan metode SAS
dengan penggunaan alat peraga gambar ‑ gambar ataupun kartu huruf kartu kata dan kartu kalimat. Menurut beberapa
tokoh pendidikan dan penggabungan Metode dari beberapa tahapan adalah :
Tahap I
Ø Membaca simbul huruf
Alat yang
diperlukan adalah gambar berserta kata di bawahnya, untuk memperkenalkan huruf
depannya missal :
Tahap II
Ø Bermain persamaan
huruf depan dari suatu kata
Ø Guru menyebutkan
seruhannya dan memberi satu kata sebagai contoh. Anak diminta untuk meneruskan
Misal :
Sebut kata yang memakai huruf depan S – sapi
Anak dapat
meneruskan dengan susu, sisir, saku, sapu dan seterusnya.
Tahap III
Ø Memperkenalkan huruf
/ bermain huruf
Kegiatan
memperkenalkan huruf tujuan agar anak konsentrasi pada pengenalan huruf hidup (
a – i – u – e – o ). Dan beberapa huruf mati yang akan sering digunakan dalam
kata bahasa Indonesia,
( s, t, k, g, m dst )
Tahap IV
Ø Memperkenalkan suku
kata / bermain suku kata
Kegiatan
ini prinsipnya adalah menggabungkan huruf mati dan huruf hidup sehingga
menimbulkan yang menjadi awal dari kata atau disebut suku kata.
a
|
i
|
u
|
e
|
o
|
|
S
|
sa
|
si
|
su
|
se
|
so
|
T
|
ta
|
ti
|
tu
|
te
|
to
|
K
|
ka
|
ki
|
ku
|
ke
|
ko
|
G
|
ga
|
gi
|
gu
|
ge
|
go
|
M
|
ma
|
mi
|
mu
|
me
|
mo
|
Tahap V
Ø Menggabungkan suku
kata menjadi kata bermakna
Dari daftar suku kata yang dimiliki anak-anak dapat mencari
gabungan suku kata yang bisa menjadi kata yang bermakna, misal dari daftar di
atas, anak diminta menyebutkan gabungan suku kata apa saja yang dapat menjadi
kata bermakna, misal : susu, suka, satu, satu, teko, toko
Tahap
VI
Ø Membaca label, untuk
benda-benda yang ada di dalam kelas
Guru
meminta kepada anak untuk membiasakan membaca label yang ada di kelas, misal :
lemari, meja, kursi, jendela, papan. Dst.
Selanjutnya,
pada tahap tertentu, keterampilan membaca kemudian dikembangkan terus sampai
para siswa mampu membaca dengan lafal dan intonasi serta kelancaran yang
diharapkan secara tepat. (1996 : 6)
1)
Menulis Permulaan
Arti
menulis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah membuat huruf angka )
dengan pena atau pensil maupun kapur ( Dep Dik Bud, 1990 :968 Arti menulis permulaan
adalah membuat huruf dengan pena atau pensil untuk pertama kali mengenal huruf ‑
huruf itu. Menulis permulaan ini merupakan kegiatan pembelajaran di SD kelas I
Kegiatan
menulis bagi siswa kelas I adalah menulis permulaan yang dilaksanakan secara
terpadu. dengan kegiatan membaca sebab kegiatan membaca biasanya diikuti dengan
kegiatan menulis, demikian pula sebaliknya. Kegiatan menulis pada tahap ‑ tahap
awal adalah, melatih gerakan tangan dengan sikap duduk yang tepat. Gerakan
tangan dapat dilemaskan dengan latihan membuat bermacam ‑ macam garis,
menebalkan huruf / kata, menyiapkan dan sebagainya.
Sama
halnya dengan membaca permulaan, menulis permulaan terutama dalam mengenalkan
huruf baru, guru sebaiknya melakukan kegiatan menatap, tutup / buka mata untuk melihat
tulisan guru dan kegiatan dekte yang baik dan sering. Bentuk tulisan yang
dikembangkan adalah terutama huruf cetak dan huruf sambung ( tegak bersambung).
2)
Tujuan Menulis
Permulaan Pada Semester Pertama
Tujuan
Menulis Permulaan menurut A. Malik Tachir ( 1996 ) dijelaskan sebagai berikut:
Dapat
mengambil sikap duduk / tegak dengan baik
Dapat
memegang pensil dengan baik
Dapat
meletakkan buku dengan baik.
Dapat
mengambil jarak antar mata, dan buku dengan betul.
Dapat
menulis tegak bersambung a i, u, e, o, s, t, k, g, m
Dapat
menghubungkan huruf tegak bersambung a i, u, e, o, s, t, k, g, m menjadi dalam
kalimat.
Contoh penerapannya :
1.
Guru menyediakan huruf a i, u, e, o, s, t, k, g, m dengan
huruf cetak dan huruf tegak bersambung yang sudah baku.
2.
Guru menyediakan beberapa gambar.
3.
Contoh huruf cetak yang baku
dengan kartu huruf maupun kartu kata.
4.
Guru menyediakan huruf siswa mencontoh menulis huruf yang
sudah disediakan oleh guru dengan kartu huruf
5.
Menulis huruf depan suatu kata.
Guru
menyebutkan suatu kata kemudian anak dimulai untuk menuliskan huruf depan kata
tersebut. Bisa juga guru menunjuk gambar dan anak diminta menuliskan huruf
depan dari kata yang sesuai dengan gambar
6.
Menulis kata
Kegiatan
ini dilakukan dengan cara memberikan gambar dengan kata di bawah gambar
tersebut, anak diminta menulis kata tersebut :
7. Meneruskan suku kata menjadi kata disediakan gambar dengan
kata di bawahnya yang belum selesai. Anak diminta untuk menyelesaikannya
1.
Konsepsi Alat Peraga
Karel
Karsidi ( 1985 : 5 ) berpendapat bahwa, "Seorang Pendidik pengajar harus
bisa memilih fasilitas yang sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan"
dalam hal ini pemilihan fasilitas ini termasuk di dalamnya adalah pemilihan dan
penggunaan alat peraga dalam menunjang prestasi belajar. Mengenai alat peraga
apabila mengacu pada pendapat Sikhabudin ( 1984:12
) dikatakan bahwa, "Alat peraga adalah alat yang dapat memberikan
rangsangan kepada alat indra, agar pesan dapat diterima dengan baik."
Dari
uraian tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa penyediaan fasilitas
penunjang seperti alat peraga akan lebih memungkinkan timbulnya suatu
rangsangan kepada siswa untuk mengetahui lebih banyak tentang materi yang
disajikan oleh seorang guru, sehingga dengan demikian timbul gairah belajar lebih
giat lagi. Agar proses penyampaian pesan atau materi pendidikan dapat
berlangsung dengan baik, Hasibuan dan Mujiono berpendapat,
1 . Setiap guru
menetapkan, memutuskan tujuan pengajaran akan dicapainya dari saat ke saat
2. Setiap guru mernilih
dan melaksanakan metode mengajar dengan metode yang lain
3. Setiap guru memiliki
keterampilan menghasilkan dan mempergunakan alat ‑ alat Bantu pengajaran untuk
mencapai tujuan sebaik ‑ baiknya (1986 : 66 )
Dari
pendapat‑pendapat di atas jelaslah kiranya bahwa seorang guru dituntut agar
bisa menciptakan keseimbangan antara penyiapan materi yang hendak disajikan.
Pemilihan metode lain atau tehnik‑tehnik tertentu yang digunakan untuk
memperlancar jalannya proses belajar rnengajar, sehingga siswa lebih terangsang
dalam mengikuti pelajaran. Jadi dengan adanya penyediaan fasilitas yang berupa
macam‑macam alat peraga serta digunakan secara tepat dan bisa memperjelas
materi yang disajikan.
1)
Pengertian Alat
Peraga
Menurut
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa bahwa alat peraga
adalah, "alat Bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan
mudah dimengerti oleh anak didik (1990 : 21) sedangkan menurut Sikhabudin (1990
: 21) alat peraga pendidikan diartikan, "dapat diamati melalui Panca
Indra.
Dari
kedua pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa alat peraga adalah suatu
yang dapat membantu alat indra untuk mempermudah penyampaian materi pendidikan
oleh guru kepada anak didiknya.
2)
Jenis‑jenis Alat
Peraga
Kalau
kita bicara soal jenis media pendidikan, tentunya banyak dari para ahli yang
masing‑masing mengklasifikasikan atas beberapa macam, dengan dasar pertimbangan
tertentu dan ruang lingkup yang tertentu pula. Namun secara lebih terperinci
Amir Hamzah (1984 : 29) mengklasifikasikan media sebagai berikut :
1.
Alat - alat Audio
2.
Alat ‑ alat Visual
3.
Alat ‑ alat Audio‑Visual
3)
Prinsip‑Prinsip
Penggunaan Alat Peraga
Tidak cukup bila guru cukup mengetahui nilai, kegunaan dan landasan
penggunaan alat peraga. Mereka baru tahu bagaimana cara untuk menggunakannya
secara terperinci, melainkan hanya diumumkan prinsip‑prinsip yang berlaku untuk
berbagai alat peraga. Menurut Sikhabuden dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Media Pendidikan, menjelaskan beberapa prinsip alat peraga, diantaranya sebagai
berikut :
1)
Tidak ada suatu metode dan alat peraga yang harus dipakai
dengan meniadakan yang lain. Jadi misalnya tidak harus dipakai kertas atau
pensil untuk belajar menulis dengan meniadakan batu tulis dan anak batu tulis.
2)
Alat peraga tentu cenderung untuk lebih cepat dipakai dalam
menyajikan suatu unit pelajaran dari pada unit yang lain. Oleh karena itu kita
harus mengenal masing‑masing kemampuan sebelum memilih dan menetapkan suatu
alat peraga.
3)
Tidak ada suatu. alat peragapun yang cocok untuk segala macam
kegiatan belajar seperti tidak semua penyakit dapat diobati oleh satu obat.
4)
Penggunaan alat peraga yang terlalu. banyak secara sekaligus
dapat membingungkan dan tidak memperjelas pelajaran.
5)
Hendaknya senantiasa dilakukan persiapan yang cukup untuk
penggunaan alat peraga. Kesalahan yang sering terjadi ialah timbulnya anggapan
bahwa dengan menggunakan alat peraga tidak perlu membuat persiapan mengajar terlebih
dahulu,
6)
Alat peraga merupakan alat integral dari pelajaran bukan
merupakan khiasan sehingga kalau kita ingin mengisi dinding kelas tidak bisa di
ambil gambar yang menarik begitu. saja yang tidak ada hubungannya dengan
pelajaran
7)
Murid harus ikut bertanggungjawab apa yang terjadi selama pelajaran
8)
Anak‑anak harus disiapkan dan diperlukan sebagai peserta aktif
9)
Secara umum diusahakan
penampilan yang positif dari pada yang negatif.
10) Hendaknya tidak
menggunakan alat peraga hanya sebagai selingan atau hiburan, pengisian waktu,
kecuali memang tujuan pengajaran.
11) Pergunakan kesempatan
memakai alat peraga yang dapat ditanggapi untuk melatih perkembangan bahasa,
baik lisan maupun tertulis. ( 1984 : 11 )
2.
Konsepsi Prestasi
Belajar
1)
Pengertian Prestasi
Belajar
Prestasi belajar
secara harfiah terdiri dari dua rangkaian kata yaitu prestasi dan belajar.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Poerwadarminto menjelaskan bahwa, “ Prestasi
adalah hasil yang dicapai ” ( 1985 : 108 ) secara lebih jelasnya prestasi
adalah hasil atau kemampuan yang telah diperoleh seseorang. Sedangkan yang
dimaksud dengan belajar adalah usaha yang dilakukan untuk menambah kemampuan.
Menurut
pendapat Sumadi Suryabrata ( 1984 : 253 ) dalam bukunya Psikologi Pendidikan,
mengenai prestasi belajar dijelaskan sebagai berikut
1.
Bahwa belajar itu membawa perubahan ( dalam arti behavior
changes, actual maupun potensial ).
2.
Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja
Berdasarkan uraian di atas pengertian prestasi belajar adalah hasil belajar
mengajar atau latihan. Hasil belajar ini biasanya diukur melalui evaluasi belajar
yang dilakukan oleh guru. Pemberian tes ini biasanya diukur sesuai dengan
tingkatannya.
2)
Faktor‑Faktor yang mempengaruhi
Belajar.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa kemampuan anak dalam menyerap Pelajaran tidaklah sama antara
satu dengan lainnya. Itulah sebenarnya masuk diantara hal yang menyebabkan
perbedaan hasil belajar anak. Disamping itu prestasi belajar anak tidak hanya
dipengaruhi oleh lingkungan sekolah saja akan tetapi lingkungan dimana dia akan
tinggal juga turut menentukan hasil pelajaran. Secara global faktor‑faktor yang
mempengaruhi siswa menurut Muffibbin Syah ( 1995..132 ), terdiri dari :
1.
Faktor Internal ( faktor dari dalam siswa ) yakni kondisi
lingkungan disekitar siswa.
2.
Faktor Eksternal ( faktor dari luar siswa ) yakni kondisi
lingkungan disekitar siswa.
3.
Faktor pendekatan belajar ( approach to learning ) yakni jelas upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi‑materi pelajaran.
3)
Jenis‑Jenis Prestasi
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, prestasi belajar menurut
Sumadi Suryabrata ( 1983 : 83 ) dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1.
Prestasi belajar yang berupa kemampuan terhadap penguasaan ilmu
pengetahuan yang diajarkan
2.
Untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan‑kelemahan yang
terdapat pada anak didik maupun pendidikan dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar.
3.
Untuk menentukan langkah‑langkah yang bisa diambil dalam. Menentukan
program belajar mengajar yang berikutnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
1.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan adalah serangkaian rencana program yang digunakan untuk
mendapatkan hasil akurat, dengan menggunakan berbagai macam metode penelitian.
Menurut jenisnya, penelitian yang bertujuan meningkatkan prestasi belajar
membaca dan menulis melalui penggunaan alat peraga.
Pelaksanaan
penelitian tindakan dilaksanakan dengan alur tahapan (perencanaan,
tindakan penelitian, pengumpulan data dan analisa data),yang direncanakan dilaksanakan dalam tiga siklus. Sebagaimana ilustrasi
diagram gambar berikut :
Siklus tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang saling
berkaitan, artinya pelaksanaan kegiatan belajar siklus kedua merupakan
keanjutan dan penyempurnaan dari kegiatan belajar siklus pertama. Pada siklus
kedua diharapkan ada peningkatan kemampuan siswa dibanding siklus pertama,
sehingga tujuan penellitian ini tercapai.
Langkah awal adalah mengidentifikasi permasalahan yang
selama ini muncul di sekolah. Dari sejumlah permasalahan yang dialami yaitu
penyusunan dan penggunaan media pembelajaran merupakan masalah yang perlu untuk
dipecahkan. Fokus permasalahan terletak pada kemampuan membaca permulaan
melalui penggunaan media kartu kata.
Sebelum siklus pertama dilaksanakan terlebih dahulu
dilaksanakan tes pra tindakan bagi siswa. Hasil tes ini digunakan sebagai bahan
observasi awal untuk mengetahui tindakan yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca permulaan.
Perencanaan tindakan mencakup (1) Perencanaan, (2)
Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi dalam tiap siklus.
Berikut ini disajikan prosedur
penelitian tindakan
1)
Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut ;
a.
Membuat skenario
pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata
b.
Membuat lembar observasi
untuk memantau proses pembelajaran dikelas ketika menggunakan media kartu kata
c.
Membuat alat evaluasi
untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam membaca permulaan.
2)
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai dengan
siklus yang dirancang. Dalam pelaksanan tindakan, peneliti melakukan
pembelajaran
mengeja suku kata dan merangkainya
menjadi kata dengan menggunakan media kartu kata serta mengadakan tes akhir
pada akhir pembelajaran.
1)
Observasi
Observasi dilakukan oleh teman
sejawat yang dilakukan pada saat proses pembelajaran. Observasi direncanakan
dibagi dalam dua putaran , yaitu putaran 1 dan 2, dimana dalam masing-masing
putaran dilaksanakan perlakuan yang sama dengan diakhiri tes formatif akhir
masing-masing putaran. Hasil observasi dijadikan bahan pertimbangan untuk
menyempurnakan langkah selanjutnya.
Rangkaian observasi yang mengenai hal berikut :
a.
Mengamati seluruh
kegiatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi
b.
Fokus pengamatan sesuai
dengan kesepakatan antara peneliti dan pengamat.
c.
Pengamat membuat dan
menyampaikan hasil pengamatan, untuk dijalan pertimbangan bagi peneliti daam
melakukan refleksi.
2)
Refleksi
Refleksi dilakukan untuk melihat
kembali kegiatan yang sudah kita lakukan. Peneliti dan guru mendiskusikan hasil kegiatan
yang telah dilakukan, kegiatan itu meliputi analisis, sintesis dan penjelasan
dan menyimpulkan data dan informasi yang sudah berhasil dikumpulkan untuk dievaluasi.
Evaluasi difokuskan pada efektifitas
pembelajaran pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media kartu
kata. Hasil refleksi digunakan untuk merecanakan tindakan pada siklus
selanjutnya, bila hasil yang dicapai belum tuntas, maka data yang diperoleh
diidentifikasi untuk penyusunan laporan penelitian.
Rangkaian selanjutnya adalah siklus
II. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada sikus I, apabila
pada siklus ini dari hasil evaluasi diperoleh data kemajuan hasil belajar yang
signifikan, maka penelitian berhenti pada siklus ini. Sebaliknya bila belum
tercapai hasil yang diinginkan (tuntas) penelitian dilanjutkan ke siklus III.
Kegiatan pada siklus III
dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus II. Rangkaian pelaksanaan
kegiatan pada siklus III pada dasarnya sama dengan siklus sebelumnya, Pada
akhir siklus ini ditutup dengan refleksi
terhadap semua data yang telah didapat dari siklus I, sikus II dan III untuk
selanjutnya dianalisis sebagai bahan penyusunan laporan penelitian.
2.
Setting Penelitian
1)
Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di SDN 2 Batuah Kecamatan Seranau Kabupaten Kotawaringin Timur
2)
Subjek Penelitian
Sebagai subjek penelitian adalah
siswa SDN 2 Batuah kelas I semester 2 tahun ajaran 2011/2012 . Siswa yang
dijadikan subjek penelitian berjumlah 28 orang dengan perincian 16 orang
laki-laki dan 12 orang perempuan.
3)
Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dimulai bulan
Februari 2012 hingga bulan Maret 2012
3.
Faktor Yang Diteliti
1)
Faktor siswa
Siswa memiliki perbedaan tingkat semangat
serta keuletan dalam belajar, sehingga tingkat pemahaman siswa tidak sama
dalam memahami materi pelajaran. Dengan
menggunakan kartu kata diharapkan kemampuan membaca permulaan dapat meningkat.
Disamping itu diperhatikan juga keantusiasan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2)
Faktor Guru
Dalam Penelitian Tindakan ini guru
sebagai mediator utama karena itu perlu diperhatikan kemampuan dalam
menggunakan media kartu kata tersebut dalam mengajarkan pengenalan suku kata
dan kata. Sejalan dengan itu perlu juga
diperhatikan kemampuan guru dalam membimbing siswa dan melakukan penilaian
terhadap siswa.
4.
Cara dan Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini terdiri dari dua jenis, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data
Kuantitatif ini berupa angka-angka yang merupakan hasil belajar, angka-angka
ini diperoleh dari hasil tes yang dilakukan. Data KualitatiF adalah data yang
diperoleh dari hasil proses pembelajaran tentang situasi belajar, data tentang
hubungan perencanaan dan pelaksanaan dari rencana pembelajaran dan lembar observasi
data serta perubahan yang terjadi dikelas.
5.
Teknik Analisis Data
Penelitian yang dilakukan dapat
dinyatakan berhasil kualitatif baik mencapai kualifikasi baik dan data
kuantitatif mencapai scor rata-rata 65 sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan
disekolah yang dijadikan sebagai objek penelitian.
Kemampuan siswa dalam membaca permulaan
menggunakan kualifikasi sebagai berikut :
Sangat tuntas = 80 – 100
Cukup tuntas = 65 – 79
Tidak tuntas = 0 – 64
6.
Indikator Kerja
Keseluruhan data yang terkumpul selanjutnya
dipergunakan untuk menilai keberhasilan tindakan sebagai berikut :
1.
Adanya peningkatan
kemampuan siswa daam membaca permulaan yang setidaknya mencapai katagori
standar KKM yaitu 65
2.
Terjadinya proses
pembeajaran yang efektif dan mampu meningkatkan semangat siswa.
3.
Adanya peningkatan
kemampuan dan ketrampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran dan
mengelola keaktipan siswa dalam proses pembelajaran.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.
Deskripsi
Per Siklus
Pada Siklus I, pada
kegiatan perencanaan perbaikan pembelajaran masih ada anak melakukan pekerjaan
lain saat guru menjelaskan. Hanya ada beberapa anak yang bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan saat melakukan tanya jawab hanya 15 % siswa yang mampu
menjawab dengan benar. Dari hasil penilaian nilai rata-rata siswa hanya
mencapai 60% dengan rata-rata kelas 5,56.
Tabel. 1
Frekuensi
Perolehan Nilai Tertinggi, Nilai Terendah dan Rata-rata Kelas
Kategori Nilai
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Keterangan
|
||
Nilai
|
Frekuensi
|
Nilai
|
Frekuensi
|
||
Tertinggi
|
8
|
1
|
9
|
1
|
Menunjukkan Kenaikan Nilai
|
Terendah
|
3
|
1
|
5
|
2
|
|
Rata-rata
|
5,65
|
-
|
6,85
|
-
|
Dari tabel diatas
tampak peningkatan skor nilai rata-rata kelas dari hasil evaluasi siklus I
sebesar 5,65 menjadi 6,85 pada siklus II dan perolehan nilai tertinggi dan
terendah sangat jelas adanya peningkatan hasil belajar.
Sebagai penjelasan
lebih rinci dapat dilihat dari grafik dibawah ini:
1.
Pembahasan
dari Setiap Siklus
Pada siklus I ternyata
metode ceramah dan dengan penggunaan alat peraga gambar tidak
menunjukkan hasil perbaikan yang memuaskan dengan pencapaian nilai rata-rata
hanya 5,65 dan persentase keberhasilan 60% sedangkan setelah dilakukan
perbaikan pada siklus II dengan mengkombinasikan metode ceramah dan metode
permainan diperoleh peningkatan hasil evaluasi yang memuaskan mencapai
keberhasilan 72 %
Tabel.
2
Rekapitulasi
Hasil Belajar IPA Kelas I SD Negeri 2 Batuah
Nilai
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Keterangan
|
||
Frek
|
(%)
|
Frek
|
(%)
|
||
< 5
|
10
|
35,7
|
4
|
14,2
|
Kurang
|
6
|
10
|
35,7
|
8
|
28,6
|
Cukup
|
7
|
5
|
17,9
|
8
|
28,6
|
Baik
|
>
8
|
3
|
10,7
|
8
|
28,6
|
Sangat
Baik
|
Jumlah
|
28
|
100
|
28
|
100
|
Dari data perolehan
nilai evaluasi belajar kedua siklus yang tampak seperti pada tabel diatas
menunjukkan peningkatan nilai yang menggembirakan dengan hasil sangat baik dari
3 orang siswa (10,7%) yang mencapai nilai > 8
pada siklus I menjadi 8 orang
(28,6 %) dari 28 siswa mencapai nilai sangat baik. Dan
pada perolehan nilai terendah seperti kita lihat pada tabel.1 dimana nilai
terendah dengan skor 3 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 5,
digambarkan pada tabel II yang menunjukkan besarnya penurunan frekuensi siswa
yang mendapat nilai kurang 10
orang (35,7%) pada siklus I menjadi
4 orang (14,2%).
Tabel. 3
Persentase Perilaku Siswa Kelas I SD Negeri
2 Batuah
Dalam Pelaksanaan
Perbaikan Pembelajaran
Aspek yang di Observasi
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Keterangan
|
||
Frek
|
(%)
|
Frek
|
(%)
|
||
Tidak memperhatikan
|
7
|
25
|
1
|
3,6
|
Tidak Aktif
|
Tidak bisa menjawab
|
8
|
28,6
|
5
|
17,8
|
Tidak Aktif
|
Melakukan kegiatan
lain
|
6
|
21,4
|
3
|
10,7
|
Tidak Aktif
|
Menjawab
|
3
|
10,7
|
9
|
32
|
Aktif
|
Bertanya
|
4
|
14,8
|
10
|
35,7
|
Aktif
|
Dari tabel diatas
terlihat bahwa pada siklus I siswa kurang termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran terlihat dari banyaknya siswa yang tidak aktif pada saat proses
pembelajaran ditunjukkan dengan persentase siswa yang aktif menjawab hanya 10,7% dan yang mau bertanya 14,8 %.
Pada siklus II
menunjukkan keberhasilan dalam penerapan metode ceramah dan bermain dengan
menggunakan alat peraga ditunjukkan dengan besarnya persentase siswa yang mau
bertanya yaitu 35,7%
dan siswa yang bisa menjawab sebesar 32% dimana hal ini memperlihatkan minat belajar siswa yang semakin
membaik meskipun masih ada 17,8%
siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan, namun metode ini cukup efektif
meningkatkan keaktifan siswa mengikuti proses pembelajaran yang berdampak pada
meningkatnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.
BAB V
PENUTUP
1.
Kesimpulan
1.
Untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan di kelas I
sekolah dasar dengan melalui media kartu suku kata dapat berhasil. Anak merasa
senang tidak dihadapkan pada satu buku pelajaran yang terdiri dari banyak
tulisan sehingga menimbulkan kejenuhan. Anak hanya dihadapkan pada beberapa
kartu yang pada kelanjutannya bisa dikembangkan sesuai dengan kebahasaan dan
pengetahuan bahasanya. Terkesan pada anak seperti bermain dengan guru, tebak‑tebakan
tidak terasa kalau belajar tetapi hasilnya melekat diotak. Pengembangannya lebih mudah karena bisa memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar mengingat kelas I itu pembelajaran bahasa Indonesia harus
bermakna dam konstekstual. Waktu bisa efisien karena guru tidak harus menulis
di papan tulis apa yang akan diajarkan pada anak sehingga bisa efektif
Bimbingan secara individual banyak peluang karena langsung sudah ada media.
2.
Dengan. melalui media kartu suku kata ini pembelajaran bisa
berada di dalam kelas, bisa di luar kelas sesuai dengan kreatifitas guru dengan
melihat situasi anak. Kalau dilihat anak mengantuk di dalam kelas maka
pembelajaran bisa di luar kelas dengan posisi melingkar atau membentuk huruf U
atau berkelompok.
3.
Kartu suku kata dapat dimanfaatkan untuk macam‑macam kegiatan
yang bisa menyenangkan pada anak sekaligus sangat bermakna kepada anak.
4.
Kartu suku kata ini tidak sekali pakai, artinya sekali dipakai
lalu rusak. Ini bisa dipakai seterusnya. Hanya saja kalau anak sudah menguasai
suku kata pada yang sudah disediakan, guru harus membuat kartu suku kata yang
lain. Jadi terus dikembangkan. Sementara yang sudah dikuasai oleh anak bisa
disimpan dalam almari Guru cukup membuat satu kali saja.
5.
Terdapat peningkatan yang sangat signifikan terhadap kemampuan
memahami, membaca permulaan di kelas awal.
6.
Media kartu suku kata ini dapat dimanfaatkan juga kepada anak
di kelas yang lebih tinggi tetapi masih belum bisa membaca, pada jam kegiatan
remedial.
2.
Saran‑Saran
Mengingat
keberhasilan membaca permulaan di kelas I melalui media kartu suku kata ini
menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan maka harapan peneliti :
1.
Hendaknya para guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan
memanfaatkan media‑media yang menarik apakah dengan kartu suku kata, kartu kata,
kartu kalimat atau dalam mata pelajaran matematika dengan kartu bilangan.
2.
Pemanfaatan lingkungan sangat bermakna kepada anak karena
disamping pembelajaran itu konstekstual juga pada pengembangan kebahasaan dan pengetahuan
bahasa berkaitan dengan pengembangan suku kata, kata dan kalimat, menambah
perbendaharaan kosakata.
DAFTAR PUSTAKA
Amir
Hamzah Sulaiman, 1981, Media Audio Visual
Untuk Pengajaran, Penerangan dan
Penyuluhan, Jakarta:Gramedia
Anas Sudijono, 1992,
Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta:Raja Pers
Sikhabuden, 1984, Pengantar
Media Pendidikan Malang:"
Arief Sadiman, 1986,
Media Pendidikan Jakarta Pustekom, Yogyakarta:
Andi Ofset
Hasibuan ………….Proses Belajar
Mengajar II, Malang:IKIP
Henry Guntur Tarigan, 1986,
Bela/ar Membaca dan Menulis Permulaan untuk
SD Kelas I, Bandung: Sarana Panca Karya
Karel Karsidi, 1985, Strategi Instruksional Pendidikan, Bandung:Tarsito
Koentjoroningrat, 1986, Melode ‑ Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia
Malik Tahir, 1996,
Pandai Membaca dan Menulis I, Pentunjuk Guru SD Kelas I, Jakarta: Balai
Pustaka
Whibin
Syah, 1995, Psikologi Pendidikan Suatu
Pendidikan Baru, Bandung:Remaja
Rosda Karya
Oemar Hw‑nalik, 1980, Media Pendidikan, Bandung:Alumnio
Poerwodarminto, 1985, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Depdik.bud, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Rahman Notowijoyo, 1985, Alat Peraga
dan Komunikasi Pendidikan untuk SPG, Jakarta:Bunda
Karya,
Sjikabuden, 1984, Pengantar Media
Pendidikan, Malang: FIP IIKIP Malang
Smadi Suryabrata, 1983,
Psikologi Pendidikan. –
Sutrisno Hadi, 1983, Metodelogi Research Jilid II, Yogyakarta: Andi Ofset
...........,1 1989, Metodelogi, Research Jilid III, Yogyakarta,
Andi:Ofset
Sri
Affi Sinja Prawirodihada,1973. Metodelogi
Penelitian Alid I, Jember:Eka Banadru
Naya
...............,1
1983, Metodelogi Penelitian Jilid H, Jember:Eka Banadru Naya
Winamo Surachmad, 1985, Pengantar Penelitian Ilmiah,
Bandung:Tarsito
LEMBAR PENGSAHAN :
Peningkatan
Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Penggunaan Alat Peraga Kartu Suku Kata
Pada Siswa Kelas I SDN 2 Batuah Kecamatan
Seranau Kabupaten Kotawaringin
Timur Tahun Pelajaran 2012/2013
I. Identitas peneliti:
a. Nama Lengkap : Harla,S.Pd.SD
b. NIP : 19700522 199309 1 001
c. Pangkat Golongan : Penata Tk. I / IIId
d.
Jabatan : Guru Kelas
e.
Kec : Seranau
f.
Kab : Kotawaringin Timur
g.
Prop : Kalimantan Tengah
h.
Alamat Sekolah : Jl. Batuah Rt. 03, Rw 02
i.
Telp/HP : 085345951953
II. Masa Penelitian :
a. Lama Penelitian : Tiga Bulan
b. dimulai bulan Februari s/d April 2012
Kepala Sekolah
PANUSUNAN TAMBUNAN
NIP : 19690612 199303 1 015
|
|||
ABSTRAK
Harla,S.Pd.SD 2013.
PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
Peningkatan
Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Penggunaan Alat Peraga Kartu Suku Kata
Pada Siswa Kelas I SDN 2 Batuah Kecamatan
Seranau Kabupaten Kotawaringin
Timur Tahun Pelajaran 2012/2013
|
Peningkatan
mutu pendidikan dasar, khususnya di Sekolah Dasar telah menjadi kebijakan
pemerintah, yang harus dilaksanakan dan diwujudkan dengan sebaik-baiknya. Usaha
ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Salah
satu penekanan pokok dalam tujuan pendidikan dasar adalah agar tamatan sekolah
dasar menguasai "Calistung", hal ini dimaksudkan agar penekanan pembelajaran membaca, menulis dan berhitung menjadi
kunci utama dalam proses pembelajaran. Untuk memperoleh hasil yang optimal,
maka peningkatan mutu pendidikan harus diupayakan secara terus menerus
terencana dan bertahap. Salah satu upaya yang telah dilaksanakan ke arah
tersebut adalah ketrampilan membaca pada siswa. Banyak teknik yang ditempuh
oleh guru dalam usaha meningkatkan prestasi membaca pada siswanya, salah satu
teknik yang ditempuh adalah agar pembelajaran membaca pada kelas awal hendaknya
selalu dicarikan metode dan teknik yang tepat.
Pembahasan
uraian penelitian ini adalah bagaimana cara guru meningkatkan prestasi membaca
pada siswanya di kelas awal dengan demikian rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: apakah dengan alat peraga dapat meningkatan prestasi membaca pada
siswa? sedang tujuan penelitian adalah meningkatan prestasi dan membaca pada
siswa melalui alat peraga, sehingga jika prestasi membaca pada siswa dapat ditingkatkan
melalui alat peraga, apabila digalakkannya membaca melalui alat peraga, maka
prestasi membaca pada siswa dapat ditingkatkan.
Kegiatan
membaca pada siswa sangat penting, hal ini disebabkan bahwa aspek pembelajaran
Bahasa Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh yang meliputi mendengarkan,
berbicara, bercerita, membaca, bercerita, dan, menulis, sehingga apabila salah
satu aspek tidak diajarkan maka pembelajaran bahasa Indonesia kurang lengkap.
Dan salah satu teknik yang tepat untuk meningkatkan prestasi membaca pada siswa
kelas awal adalah melalui alat peraga yang sesuai dan tepat pada pokok bahasan.
Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan dengan menentukan langkah‑langkah
: perencanaan, prosedur pelaksanaan tindakan, refleksi, subyek penelitian,
pengumpulan data, instrumen penelitian, teknis analisa data, penelitian
tindakan menggunakan alur spiral dengan dua siklus.
Hasil
penelitian dari siklus I dan siklus II dari data yang dikumpulkan menunjukkan
adanya peningkatan prestasi yang signifikan, sehingga. dapat disimpulkan bahwa
melalui alat peraga prestasi membaca pada siswa dapat ditingkatkan.
KATA PENGANTAR
Dengan
menghaturkan rasa syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, Laporan Penelitian
Tindakan Kelas ini dapat dirampungkan. Laporan Penelitian Tindakan Kelas
disusun untuk diajukan kepada DCT Kabupaten Kotawaringin Timur Sebagai
Tagihan Wajib Individual KKG Program BERMUTU , Dan untuk
memenuhi salah satu unsur Penilaian Kinerja Guru (PK Guru), sesuai tuntutan Permenegpan
Dan RB No 16 tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Dengan
terselesaikannya laporan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebanyak‑banyaknya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
dorongan atas terselesaikannya laporan penelitian tindakan kelas.
Secara, khusus penulis sampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1.
Bapak Hamidansyah, SH. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Kecamatan Seranau yang telah memberikan waktu dan ijin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian tindakan kelas.
2.
Bapak Suyoso, S.Pd dan Ibu Imliah,M.Pd selaku
pembimbing penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini yang telah banyak
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan laporan
ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
3.
Bapak Fitriadi,S.Pd. selaku pangawas
yang telah bersedia membantu penulis dalam penyelesaian laporan penelitian ini.
4.
Guru‑guru di SDN 2 Batuah Kec.Seranau Kabupaten Kotawaringin Timur, yang telah bersedia membantu pelaksanaan penelitian
tindakan.
5.
Kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu‑persatu
yang telah banyak membantu hingga dapat terselesaikannya karya tulis
ini.
Selanjutnya
penulis berharap mudah‑mudahan mereka yang telah memberikan bantuan
akan segera mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Penulis
menyadari, bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca, demi
kesempurnaan karya tulis selanjutnya
Akhirnya
tidak ada yang penulis harapkan kecuali ridlo Allah SWT, dan semoga, karya
tulis ini bermanfaat bagi penulis
khususnya, serta bagi para pembaca pada umumnya.
Batuah , April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN
PENGESAHAN................................................................................ ii
ABSTRAK.............................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR............................................................................................ v
DAFTAR ISI........................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 4
1.3 Tujuan
Penelitian............................................................................ 4
1.4 Hipotesis
Penelitian........................................................................ 5
1.5 Manfaat
Penelitian.......................................................................... 5
1.6 Ruang Lingkup
Penelitian.............................................................. 6
1.7 Definisi
Operasional....................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Standar Kompetensi Bahasa Indonesia.......................................... 9
2.2 Pengertian Membaca...................................................................... 11
2.3 Konsepsi Alat Peraga..................................................................... 17
Konsep
Prestasi
Belajar........................................................................ 20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Prosedur.......................................................................................... 23
3.2 Setting Penelitian............................................................................ 23
3.3 Faktor Yang Diteliti........................................................................ 27
3.4 Cara Pengumpulan Data................................................................. 27
3.5 Teknik Pengumpuan Data............................................................... 28
3.6 Indikator Kinerja............................................................................ 28
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Per Sikus......................................................................... 29
4.2 Pembahasan Setiap Sikus................................................................ 30
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 33
5.2 Saran – saran................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 35
LAMPIRAN –
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar