Selasa, 21 Januari 2014

Kelompok Kerja Guru ( KKG) Harapan Kita ANTHOLOGI PUISI KOMPILASI PUISI KAMI



Kelompok Kerja Guru ( KKG) Harapan Kita
ANTHOLOGI PUISI

KOMPILASI PUISI KAMI


Belajar  Huruf
                                                Karya      : Yulidae,A.Ma
Huruf
Kusebut kau setiap hari
Seperti mengabsen kehadiran murid
Namu,n kau masih belum tertanam dikepala
Waktu aku sadar
Kau ada dimana-mana
                Huruf A
                Kua laksana atap rumah
                Melindungi dari terik matahari
Menyengat membakar kulit
Melindungi dari hujan
Membuat tubuh kedinginan
Huruf B
Kau seperti kacamata
Dipakai cuma untuk gaya
Memperjelas penglihatan mata
Melihat dunia indah ini
                Huruf C
                Kau laksana periuk
Dipakai untuk memasak
Kau laksana bulan sabit
Menerangi malam
Agar tidak gelap gulita
Huruf
Kau mudah diingat
Kua buat muridku pintar
                Muridku jadilah laksana huruf
                Bisa melindungi menerangi
                Lindungi, terangi dunia dengan kebaikan



Muridku Maya
                                                Karya   : Yulidae,A.Ma

Badanmu mungil bagai balita
Suaramu nyaring bagai petir
Tangismu buat takut
Waktu imunisasi sekolah
Jadi heboh karenamu
                Kau bisa buat hatiku senang
                Menulis kau bisa
                Berhitung kau pandai
Bercerita kau lancar
Bersekolahpun kau rajin
Maya jadilah laksana cabe rawit
Biarlah kecil, tapi cerdas
Jadilah laksana petir
Agar prestasimu dikenal
Karna, kecerdasanmu
Karna karyamu
Maju terus muridku
                                                Terantang,18 Desember 2013








Pengabdian
                                                Karya   :  Ernawati ,S.Pd.SD
Setiap hari ku langkahkan kaki ini
Untuk menuju tempat kerja
Tapi ….
Perjalananku terlalu memakan waktu
Membuat aku selalu merasa
Bisakah kutunaikan tugasku

Dengan rasa senang
 kupacu motorku
Yang slalu setia menemaniku
Untuk segera sampai ketempat tugasku

Alangkah senangnya sesampaiku disekolah
Ternyata muridku hadir semua
Kutebar senyum ramahku untuk menyapa
Disambut dengan rasa senang muridku
Dengan kehadiranku
Kutuangkan segala ideku
Kuberikan segala ilmuku
Untuk murid-muridku



                                Bunga
                                                                Karya   :  Ernawati ,S.Pd.SD
Harum nian wangimu
Elok rupawan bentukmu
Berwarna warni mahkotamu
Berlenggang lenggok kau tertiup angin
Seolah-olah kau menari
Memikat sang kupu-kupu

Setiap hari kurawat
Setiap hari kau kulihat
Pohonmu bertambah tinggi
Bungamu pun bertambah banyak
Dan berangsur-angsur layu










C E R M I N
Karya : YENI HERAWATI.A.Ma   

Ketika kau tak bisa berdusta
Saat membandingkan meraka dan kita
Engkau tiada bernyawa
Namun dapat mengungkapkan
Tentang kenyataan

                                    Kenyataan yang sepenuhnya tahu
                                    Bagaimana wajah ini
                                    Sebuah sisi kecantikan ini
                                    Tiada disembunyikan dalam kebohongan
                                    Jujur kau lakukan
                                    Tanpa kemunafikanmu

Ingin rasanya seperti dirimu
Berprilaku jujur dalam kesungguhan
Kaulah yang dapat menampakan
Arti sebuah kebenaran
Dalam bayangan kehidupan
Kaulah cerminku





Sahabat Pena

                                                 Karya : Yeni Herawati,A.ma

Ketika aku dalam hayalan
Ku tuangkan disebuah lukisan
Lukisan yang penuh coretan
Memahami arti sebuah makna
Dalam menggapai cita-cita

Kau setia menemaniku
Baik suka maupun duka
Tergores dalam ingatanku
Kau selalu mengalirkan
Keinginan dariku
Tanpa lelah dan putus asa

Begitu relanya kau jadi sahabatku
Walaupun tersisa sedikit
Namun masih mengalirkan
Sebuah goresan terindah
Hingga tanpa warna








B u k u

Karya : L i l i e, S.Pd
Putih dan bersih rupa dan warna mu
Diusia kecilku tak mengenalmu, tapi . . .
Buku  . . . . . . . . . . . . . .
Sejak mulai sekolah kau sangat berarti bagiku
Buku kau tempatku mengadu disetiap permasalahanku
Engkau laksana ibu yang selalu menerangi setiap langkah ini
Dikala aku haus akan ilmu engkau selalu siap menyejukkanku

Buku  . . . . . . . . . . . . . .
Kau lah sumber segudang ilmu
Bersamamu aku melangkah lebih maju dengan pasti
Engkau sinari jalan-jalan yang ku lalui
Engkau terangi aku dengan lentera ilmu mu
Yang tidak akan pernah sirna sampai usia menutup mata


Maju terus siswaku

Karya : L i l i e, S.Pd
Dengar, dengar, dengarlah isi tulisan ini
Kepundakmu harapan ini ku sandangkan
Hanya kepadamu ccita-cita ini ku pertaruhkan
Tak ada sesuatu yang tak mungkin bagimu
Bangkitlah melawan arus yang terus mendera
Ingat,  engkau adalah harapan, engkau adalah masa depan

Anakku paculah semangatmu sekencang-kencangnya
Lawanlah terus bebatuan terjal yang mengusikmu dijalan
Masa depan ada ditanganmu
Harapan terpendam ada dipundakmu
Nasib bangsa ini engkaulah yang menentukan

Anakku walaupun tempatmu jauh dipedalaman
Tapi ilmu tak mengenal tempat dan waktu
Teruslah meraih ilmu setinggi dan sebesar mungkin
Karna ilmu sebagai pilar sangat kokoh
Perjuanganmu sangat diharapkan bangsa negeri
Anankku terus berjuang, Doa akan selalu dipanjatkan setiap langkahmu



GADIS KECILKU
                                                Karya   Herlina,S.Pd.SD
Sebelas November sembilan puluh dua
Dua puluh satu tahun telah berlalu
Pekik tangis pecah dari bibir mungilmu
Ketika kau lahir kedunia memberi bahagia untuk
Keluarga kecilmu

Hari demi hari kita lalui dengan
Penuh kebahagia
Tak terasa waktu cepat berlalu
Kaupun harus pergi ketempat baru
Untuk menuntut ilmu
Betapa pedih hati ini untuk melepasmu
Betahkah kau disana ditempat barumu nanti
Tak dapat bunda bayangkan apa jadinya
Hari hari yang kami lalui tanpa ada kamu ditengah tengah kami

Sesak didada ini semakin membuncah
Ketika waktu  berpisah  itu tiba
Tak mau rasanya hati ini melepasmu
Begitu burung besi itu melesat  membawa kau pergi
Tangis ini pun pecah tak dapat kutahan
Tak peduli tatap mata orang orang yang ada di bandara
Aku tumpahkan tangis ini berharap sesak ini hilang

Hingga kudengar sebuah suara yang menyadarkanku
Bahwa kau pergi untuk sementara demi masa depan
Karena tuntutan zaman mengharuskan kita untuk
Melakukan perpisahan ini
Doa kami akan selalu menyertai langkahmu menjalani
Hari hari dirantau orang
Semoga kesuksesan,kebahagian,dan keselamatan
Selalu bersamamu gadis kecilku
Walau kau sudah menjadi mahasiswa
Tapi bagiku kau tetaplah gadis kecilku yang dulu
Dan akan selalu begitu sampai kapanpun



                                            JALAN H. M. ARSYAD
                                                Karya   Herlina,S.Pd.SD
Bertahun tahun kulalui
Setiap pagi dan siang
Jalan yang sama setiap hari
Kala kuharus membagi ilmu
Kadang ditengah hujan yang menguyur
Kadang dibawah panas terik yang membakar
Bahkan diselimuti kabut tebal
Yang membutakan mata
Karena tak tampak apa apa
               
                Kupacu kuda besiku dengan kencang
                Untuk dapat sampai ketempat yang kutuju
                Diatas tubuhmu yang meliuk bagaikan ular raksasa
                Bila kutemui tubuh mulusmu
                Alangkah senangi hati ini
                Tapi bila banyak lobang dan kerikil tajam
                Aku harus berhati hati agar tidak celaka

Setiap hari dilindas kendaraan
Truk kontiner,truk tangki,mobil,
Sepeda motor  bahkan sepeda pancal
Hilir mudik setiap waktu
Kau tetap bertahan dalam keangkuhan dan kegaranganmu
Yang sering merenggut jiwa
Bagi yang tidak hati hati meniti tubuhmu
Jalan H M Arsyad namamu
Urat nadi yang menghubungkan
Kota Sampit dan Samuda

                                                              
                                                MISTER YOSH
                                                                Karya   Herlina,S.Pd.SD
Kulihat dikejauhan sosok lelaki
Memacu sepeda motor dengan kencangnya
Kuda besi buatan jepang itu seakan berlari
Agar cepat sampai ketempat kami duduk
Untuk menunggu klotok jemputan
Yang akan selalu setia  membawa kami menyusuri
Sungai mentaya,ketempat kami mengabdikan diri
               
            Lelaki itu berhenti ditempat parkir
            Memutar anak kunci sehingga deru mesin
            Kendaraan yang ditungganginyapun  berhenti
            Dia lepas helm yang masih ada  diatas kepala
            Ketika benda itu sudah tidak ada lagi
            Kini dapatlah  kulihat sosok itu tersenyum


Ternyata dia adalah mister Yosh
Sebutan kami untuknya,dia salami kami
Satu persatu dengan tangan lembutnya
Tanpa menghilangkan tawa ceria diwajah
Tawa dan sapa yang tulus selalu dia berikan
Pada siapa saja yang ada disitu


                                                        TELADANKU
                                                                                                Karya   Herlina,S.Pd.SD
                           Pak Yosh menang,....pak Yosh juara                   
                          Murid pak Yosh menang lomba ini
                           Murid pak Yosh menang lomba itu
                         Itulah kabar yang sering mampir ketelingaku
                         Wujud pengabdian yang tulus
                         Tanpa pernah memikirkan imbalan  jasa
  Beliau  tak pernah pelit berbagi
  Dibimbing dan ajarkan berbagai ilmu
  Pada guru guru yang dengan  tulus hati pula
  Mengabdikan diri untuk berbagi sedikit ilmu
  Pada murid murid SMP dan  SMK Ambarwati
 Pada sebuah desa kecil ditepian sungai mentaya             

Setelah bertahun tahun mengabdikan diri
Penantian panjang itu akhirnya berbuah manis                 
Tuhan akhirnya memberi hadiah
Yang paling indan untuk pak Yosh
Beliau diangkat jadi PNS......
Akupun gembira mendengar kabar itu
Aku hanya dapat berdoa ...
Semoga dapat mengabdi  dengan tulus
Seperti beliau yang menjadi teladanku.


                                                            LUKA PERTAMA DIJARI MUNGILMU
                                                                                                                Karya   Herlina,S.Pd.SD
                                Pekik tangismu ditengah  malam  buta
                                Membuat yang mendengar bernapas lega
                                Saling tersenyum dan memeluk erat
                                Kelahiranmu dimalam itu memberi warna baru dalam hidupku
                                Usiaku pada saat itudua puluh satu setengah tahun
                                Bahagia tak terperi ketika
                                Bayi mungil itu diletakkan dipangkuanku
Aku hampir tak yakin
Ataukah aku sedang bermimpi
Malam itu dimulailah lembaran baru dalam hidupkuMenjadi seorang ibu
Yang menurut sebagian orang punya anak itu sangatlah merepotkan
Tapi bagiku yang masih muda
 Aku seperti punya mainan baru
 Yang dapat kuajak bicara,bercanda,
Kubelai dan kutepuk tepuk dengan lembut
Hingga suatu hari kupakaikan cincin mungil dijari manismu
Hadiah dari eyang putri tercinta
Atas rasa syukur karena mendapat cucu
Bunda lupa melepas benang merah yang tergantung
Karena gugup bercampur gembira
Benang merah itu langsung bunda gunting
Apa yang terjadi,bukan benang yang putus
Dari jari mungilmu mengucur darah
Bunda kaget dan menangis...duh...
Hati ini rasanya tersayat pilu
Apa yang telah kulakukan  pada bayi mungilku
Ternyata ada luka kecil dijarimu tergores gunting
Ketika aku memotong benang
Itulah darah pertama yang menetes dari dirimu
Semoga aku tidak membuatmu meneteskan darah lagi





MANG SABRI
                                                Karya   Herlina,S.Pd.SD
Sabri itulah namamu
Tapi bagi kami lebih senang memanggilmu
Dengan mang Isap
Kau hidup seorang diri tanpa anak dan isteri
Dengan setia kau antar dan jemput kami setiap waktu
Hari demi hari,bulan berganti tahun
Kau tetap setiap dengan klotok kecilmu
Yang sudah tua pula,seperti tubuh kurusmu
Tapi tak pernah kudengar keluh kesah darimu
Ketika ada yang terlambat membayar atas
Jasamu mengantar kami

Ketika hujan turun dimalam buta
Disaat orang sekampungmu tertidur lelap
Kau sambangi klotok kecil yang bergoyang
Karena tiupan angin malam
Dibawah deru hujan dan petir yang menyabar
Kau tetap setia menimba air hujan yang masuk
Kedalam klotokmu,agar klotok kecilmu itu tidak karam
Dan besok pagi dapat kau bawa menyusuri sungai mentaya
untuk menjemput kami

Kesetiaan pada klotok kecilmu sangat besar
Walau kadang mesin klotok itu sering bertingkah
Tidak mau hidup ketika kau engkol dengan tenaga tuamu
Kau berjuang sekuat tenaga agar mesin itu dapat hidup kembali
 Sehingga dapat mengantarkan kami hingga kesebrang sungai
Terima kasih mang Isap semoga kau selalu sehat
Hingga kami akan selalu naik klotokmu setiap hari


                                                                SATUNI TEMANKU
                                                                                                Karya   Herlina,S.Pd.SD
Postur tubuhmu kecil
Tapi suaramu tinggi melengking
Ketika kudengar kau mengajarkan
Cara mengeja hurup demi hurup
Pada anak didikmu
Aku salut padamu
Walau imbalan yang kau dapat tak seberapa
Tapi kesetiaan dan pengabdianmu pada sekolah
Sungguh tak dapat diukur
Bertahun tahun kau setia pada tugasmu
Aku adalah saksi dari segala perjuanganmu
Hujan dan panas serta kabut asap yang tebal
Tak membuat surut langkahmu
Untuk tetap berdiri tegak didepan kelas
Hingga suatu hari klotok kecil yang membawa kau
Menyeberang dihempas ombak besar dan tiupan angin kencang
Aku tahu wajahmu pucat pasi ketakutan
Dan tanganmu menyecengkram kuat tepi klotok
Yang bergoyang goyang ditengah sungai
Takut yang kulihat diwajahmu sungguh membuatku makin terenyuh
Kau takut klotok kecil ini akan terbalik dan tenggelam
Karena selama ini kau tidak bisa berenang


                                RAMADAN   NAMANYA
                                                                Karya   Herlina,S.Pd.SD
Kulihat setiap hari dari kelasku
Ada anak lelaki kecil berlari lari
Mengitari halaman sekolah yang luas
Dengan rumput yang setinggi lutut kecilnya
Pemandangan itu dapat kunikmati setiap hari
Tanpa pernah pula aku hiraukan
Setiap melintas didepan kelasku
Tangan kecil itu selalu melambai padaku
Ketika anak itu melintas didepan kelasku
Tergelitik hati ini  rasanya untuk
Sekedar melempar tanya
 Kuhentikan sejenak tanganku yang sedang mecoret coret
Buku tugas  muridku
Bergegas aku keluar  kelas tanpa menghiraukan tatap heran
Anak didikku sendiri
Anak itu mendekat ketika kupanggil

Terlontar tanya dari mulutku
Kenapa kamu berlari dibawah belaian
Matahari pagi sedangkan teman temanmu
Ada didalam kelas sedang belajar
Apa jawabmu yang membuat hati ini sedih
Dengan polosnya mulut kecilmu menjawab
Sedang dihukum bu....
Aku bertanya lagi kenapa dihukum apa salah kamu
Lagi lagi mulut kecil itu berucap tanpa beban
Tidak bisa mengerjakan PR...

Akupun  memintanya untuk berlari kembali
Menyelesaikan hukuman dari guru kelasnya
Ketika kulihat dikejauhan bu guru yang memberi hukuman itu
Berteriak teriak memintanya agar terus berlari
Untuk menyelesaikan hukuman
Anak kecil itu terus berlari dengan patuh
Tanpa ada keluh kesah yang terucap dari bibirnya
Dengan langkah riang dan senyum tulus
Dia  berlari mematuhi  perintah gurunya
Aku hanya dapat berdoa semoga keikhlasanya menerima hukuman
Diberi Tuhan hadiah yang manis
                       
               




                RAMADAN   OH   RAMADAN
                                                                Karya   Herlina,S.Pd.SD
Kulihat setiap hari dari kelasku
Ada anak lelaki kecil berlari lari
Mengitari halaman sekolah yang luas
Dengan rumput yang setinggi lutut kecilnya
Pemandangan itu dapat kunikmati setiap hari
Tanpa pernah pula aku hiraukan
Setiap melintas didepan kelasku
Tangan kecil itu selalu melambai padaku
Ketika anak itu melintas didepan kelasku
Tergelitik hati ini  rasanya untuk
Sekedar melempar tanya
 Kuhentikan sejenak tanganku yang sedang mecoret coret
Buku tugas  muridku
Bergegas aku keluar  kelas tanpa menghiraukan tatap heran
Anak didikku sendiri
Anak itu mendekat ketika kupanggil

Terlontar tanya dari mulutku
Kenapa kamu berlari dibawah belaian
Matahari pagi sedangkan teman temanmu
Ada didalam kelas sedang belajar
Apa jawabmu yang membuat hati ini sedih
Dengan polosnya mulut kecilmu menjawab
Sedang dihukum bu....
Aku bertanya lagi kenapa dihukum apa salah kamu
Lagi lagi mulut kecil itu berucap tanpa beban
Tidak bisa mengerjakan PR...

Akupun  memintanya untuk berlari kembali
Menyelesaikan hukuman dari guru kelasnya
Ketika kulihat dikejauhan bu guru yang memberi hukuman itu
Berteriak teriak memintanya agar terus berlari
Untuk menyelesaikan hukuman
Anak kecil itu terus berlari dengan patuh
Tanpa ada keluh kesah yang terucap dari bibirnya
Dengan langkah riang dan senyum tulus
Dia  berlari mematuhi  perintah gurunya
Aku hanya dapat berdoa semoga keikhlasanya menerima hukuman
Diberi Tuhan hadiah yang manis
Ramadan oh ramadan semoga hatimu sesuci bulan ramadhan








SECERCAH SINAR DIUJUNG ASA
                                                                                               
Kesetiaan dan pengabdianmu  tiada duanya
Walau imbalan yang kau terima tak mencukupi
Aku kagum padamu teman
Tapi aku tak pernah mendengar kau mengeluh
Hujan, panas,dan kabut asap yang pekat
Serta hantaman ombak
Pada klotok kecil  yang kau naiki
Tak surutkan langkahmu
Untuk sampai ketempat kau mengabdikan diri
Untuk terus maju  berbagi ilmu
Pada anak didikmu


                Bu  Satuni itulah namamu
                Keras suaramu,tapi ku tahu hatimu lembut
                Karena kau ingin anak anak  didikmu
Menjadi orang yang cerdas dan pandai
Berguna untuk keluarga  bangsa,agama dan negara


                Kini kau boleh bernapas lega
                Secercah asa dipenghujung doa
                Kau lulus PLPG
                Pertanda baik untuk penghasilanmu
                Doaku untukmu teman
                Semoga rezeki itu membawa berkah



                                                SEKOLAHKU

Kau berdiri kokoh dipinggir  hutan
Atapmu yang berwarna biru
Dinding kayumu berwarna kuning
Mengundang aku untuk datang agar  menyapamu
Keangkuhanmu sangat tampak terlihat
Karena hanya engkau yang berdiri tegak
Diantara rimbunnya pohon pohon kayu
Dan beliatan sulur sulur pohon rotan yang berduri
Yang bergoyang terangguk angguk dibelai
Oleh hembusan sang bayu

Tapi hatiku sedih dan luka
Melihat halamanmu yang ditumbuhi
Oleh rumput rumput liar yang tak terkendali
Hanya tiang bendera yang berdiri kokoh
Dihalaman menjadi saksi bisu
Akan kesendirianmu ketika
Waktu pulang kami telah tiba
Biarlah waktu yang akan menjawab keangkuhanmu.










                                                            MESIN POTONG RUMPUT

Tidak terdengar lagi celoteh dan tawa riang
              Anak anak didikku yang berlarian dihalaman
               Bagaimana anak didikku akan bermain
               Jika rumput liar itu setinggi lutut mereka
                Sejak  mesin potong rumput itu rusak
                Aku tidak pernah lagi mencium segarnya
Aroma rumput yang baru dipotong
Karena tak akan aku biarkan
Tangan tangan mungil mereka terluka
Karena membabat habis rumput liar yang tumbuh
Biarlah waktu berlalu
Dan yang dapat kulakukan hanyalah berdoa
Agar mesin itu dapat diperbaiki kembali

DIALAH BATU
                        Oleh   Harla,S.Pd.SD
Besar, kecil,hitam dan putih
engkau menampakkan
Orang akan memukulmu bila kau
membangkang
Dan kau dilempar ,bila orang itu kesal
Sungguh malang keberadaanmu
Hanya tukang batu yang mengerti kamu

AYO MEMBACA
Oleh   Harla,S.Pd.SD
Sesobek kertas telah diberikan
Seuntai tulisan juga berada di dalamnya
Duhai anak yang malang
Kenapa engkau diam saja ?
Kenapa kertas itu hanya kau simpan ?
Sungguh banyak harapan terpendam
Ilmu maha luas telah tertuliskan
Namun sayang kau malas membaca
Dunia begitu luas ilmu pun begitu terbentang
Sungguh dunia telah berkata,
Kau ingin tahu isiku ?
Kau ingin mengerti apa tentang dunia ini ?
Malang beribu malang kau malas membaca
Duhai anak yang malang
Bangkitlah sekarang
Wawasan luas telah menantimu
Lawanlah jiwa kotormu itu
Tuk mencapai impianmu
                                              
Pohon Meranti
Oleh   Harla,S.Pd.SD
Pohon meranti kau berwibawa
Tubuhmu besar, daunmu lebat
Kau sangat bermanfaat bagiku
Tetapi nasibmu sungguh malang
Kau ditebang secara liar
oleh orang yang tak peduli
Pohon meranti jasamu sungguh besar
Kau mengurangi pemanasan global





Lilin Penerang
                              Oleh   Harla,S.Pd.SD
Di kala gelap menimpa rumah
Di saat itu hati harus tabah
Berteman dengan lilin kecil pencipta benderang
Pengusir hati yang sedang terkekang
Meskipun lama tidak hidup
Namun tetap kami tunggu dengan lapang dada
Dan tak menggerutu di rasa hati kami
Sedikitpun tak ada, tak ada yang mengeluh
Kami hanya yakin
semua kan kembali seperti sedia kala
hingga waktu tiba

Gosok Gigi
Oleh   Harla,S.Pd.SD
Sehari aku gosok gigi
Pagi , sore, malam sepanjang hari
Karena aku takut gigku sakit lagi
Akupun senang gigiku sehat
Ayo kawan kita gosok gigi
Janganlah kau malas kawanku
Maka dari itu ku memeperingatikanmu
Agar gigimu tidak sakit




Suara Adzan
Oleh   Harla,S.Pd.SD
Bila telah terdengar suaranya
Mengumandang mencubit telinga
Orang pun berbondong
Mengambil wudlu membasuh tangan
Dan merelakan kewajiban suci
Menghadap ilahi mempasrahkan diri
Mencari harapan untuk mengumpulkan pahala
Berharap hasil di negeri kahirat




Baris Baris Itik
                  Oleh   Harla,S.Pd.SD
Itik bercuap wek…wek…wek….
Bertata rapi depan belakang
Mengantri mencari makan
Di penjuru sudut penggalan sawah
Sang gembala selalu berpegang tongkat
Mengacung acung memerintah menghalau
Menertibkan hewan berperimata disiplin
Dan apalah manusia menghalau diri
Tidaklah tertib
Begitu lama , begitu menjengkelkan

     
                                Atlas
                                  Oleh   Harla,S.Pd.SD
Ayah memberikan buku tebal bersampul hitam
Jilidnya bergambar bola dunia
Ditambah foto-foto manusia seantero jagat raya
Buku ini membawaku menjelajah nusantara
Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi,
Hingga Papua kujelajah dengan mata
Usai Papua, kujelajah semua benua
Asia, Amerika, Australia, Eropa, hingga dataran hitam Afrika
Khayalanku mengapung,
Ketika kutatap gambar-gambar tujuh keajaiban dunia
Ketika kuamati foto-foto budaya serta kultur segala bangsa
Ketika kutatap ilustrasi flora dan fauna khas setiap negara
Dengan atlas,
Aku serasa mengelilingi dunia
Melangkah dari Borobudur hingga Pisa, Italia.


NOL
                           Oleh   Harla,S.Pd.SD
Kertas soal-soal terus kupelototi
Dengan mata bulat kebingungan
Dari soal awal hingga akhir
Tak sedikitpun yang mampu kukerjakan
Bu Guru melotot,
Memandang curiga pada muridnya yang bergerak kelimpungan
Aku menyesal,
Tadi malam termanjakan playstation semalaman
waktu habis” bu Guru berujr menarik kertasku
Aku tak sempat menyelamatkan jawaban
Menyelamatkan nilai Matematikaku
Menyelamatkan wajahku di depan ibu guru
Nol, nol, nol, nol, nol
Di rumah,
Bunda diam menatap kertas yang kusembunyikan di lipatan baju
Mata bunda memerah marah
Memancing Ikan
                     Oleh   Harla,S.Pd.SD
Di hari libur, aku dan ayah memancing
Kami akan memancing ikan yang gendut-gendut
Tapi tak ada satupun ikan yang terpancing
Memakan umpanku dan tersangkut
Ayah memberiku umpan cacing
Tapi aku malah takut
Hatiku girang
Ternyata ada yang tersangkut
Ku tarik pancing dengan riang
Sambil berteriak pada ayah agar ikut
membantu. Ku terpaku, ternyata yang kupancing
karung goni yang penuh lumpur dan lumut

Larangan Bertanya
              Oleh   Harla,S.Pd.SD
Bu Guru, aku ingin bertanya,
Tapi, jawabmu adalah
ya…pelajaran cukup sampai di sini..”
Pak Guru, aku ingin bertanya,
Dan, jawabmu adalah
jika sudah besar kau akan mengerti…”
Bu Guru, lagi kuingin bertanya,
Dan, jawabmu selalu
belajarlah sopan santun, dan selalu taati gurumu…”
Pak Guru, izinkan aku bertanya,
Dan, aku akan mendengar
apa yang bapak katakan, apa yang ada dalam buku, itulah yang benar…”



Jangan!!
Oleh   Harla,S.Pd.SD
Bunda,
Bu guru berkata padaku
jangan nakal!”
Karena itu aku tidak mau
Berbuat dan berkata,
jika bukan ibu guru yang menyuruh
Bunda,
Bu guru berkata padaku lagi,
jangan nakal!”
Karena aku hanya ingin tahu,
Kenapa kakak kelasku bisa
membuat miniatur planet
Bunda,
Bu guru bilang padaku lagi,
Jangan nakal!”
Hanya karena aku membaca,
membaca buku yang tidak disuruh
oleh ibu guru
Bunda,
Lagi-lagi,
di sekolah kudapat ”Jangan!!”

ALIF..BA..TA....
                                    Oleh   Harla,S.Pd.SD
tidak kuasa Ya Aziz
pikiran ini meng-ejakannya
sedang ia telah letih seharian
dengan segala lembar file pekerjaannya
bismillah  .....
tak kuasa Ya Ghafur
hati ini mencernanya
sedang ia sudah letih seharian memikirkan egonya
biarkan 10 menit saja waktu saat ini Ya Rahman
bagi diri tuk diam sejenak disudut mushala ini
mendengar bocah-bocah kecil itu
mengeja Asma Mu
mengeja setiap patah Firman Mu
bocah-bocah kecil itu Ya Hakim
bunga-bunga surga yang engkau kirim sore ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar